USB YPKP konsen membangun karakter mahasiswa

Oleh Mohammad Taufik pada 12 November 2016, 10:43 WIB

Bandung.merdeka.com - Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung berupaya tidak hanya memberi pendidikan formal di dalam kelas dengan sederet mata kuliah sesuai fakultasnya masing-masing. Namun, kampus yang ada di bilangan PHH Mustopa itu juga menjadikan pembentukan karakter setiap mahasiswa hal utama.

Rektor USB YPKP Bandung, Asep Effendi, mengatakan sudah menjadi tugas tenaga pengajar untuk konsen melakukan pembentukan karakter. Momen perkuliahan merupakan masa peralihan dimana para mahasiswa yang semula menggunakan seragam putih abu harus mempersiapkan diri menjalani kehidupan sebenarnya di dunia kerja.

"Ini masa transisi yang terus harus diawasi, jangan sampai kecolongan. Kami civitas akademika USB berupaya membangun karakter para mahasiswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja. Tentu bukan hal mudah kami terus berupaya melakukannya dengan baik," ujar Asep kepada Merdeka Bandung saat ditemui di USB YPKP Bandung, Jumat (11/11).

Salah satu cara yang dilakukan oleh USB YPKP Bandung dalam melakukan pembentukan karakter adalah dengan rutin menyelenggarakan seminar ataupun dialog kebangsaan. Seperti yang diselenggarakan kemarin di ruang aula kampus dengan tema "Membangun Karakter Bangsa Untuk Mewujudkan Revolusi Mental di Indonesia".

Dialog kebangsaan yang dimulai pukul 09.00 WIB ini menghadirkan Anggota Komisi X DPR RI yakni Popong Otje Djundjunan, dan Tokoh Jawa Barat yaitu UU Rukmana. Keduanya melakukan dialog dengan ratusan mahasiswa dimana karakter bangsa yang dipupuk sejak dini harus dilakukan khususnya bagi mahasiswa saat ini.

Dalam kegiatan tersebut Uu menjabarkan, sebenarnya istilah revolusi mental agaknya dinilai terlalu saklek. Revolusi yang berarti perubahan itu, kata dia, bisa saja berkonotasi negatif bila tak disimak dengan seksama. Ia lebih setuju jika mental itu dibangun, tak serta merta direvolusi.

"Revolusi iti perubahan. Memangnya mental bangsa kita sudah sebegitu rusaknya sampai harus direvolusi? Sebenarnya mental bangsa kita tidak rusak-rusak amat. Mental kita itu seharusnya Pancasila. Mental bangsa kita harus dirubah agar sejajar dengan negara-negara lainnya sehingga ke depan negara kita tak akan terus tertinggal," papar Uu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Popong. Anggota DPR nyentrik yang dikenal kental dengan aksen bahasa Sundanya itu berujar bahwa bukan soal merevolusi mental, melainkan mengkokohkan mental khususnya kawula muda dalam menjalani kehidupan. Dalam hal ini, ia fokus pada mahasiswa yang harus memiliki mental kuat.

"Kalau direvolusi berarti kita gelo kabeh (gila semua). Harus melalui tahapan-tahapan terutama dibidang pendidikan. Tidak ada yang ujug-ujug (tiba-tiba) menjadi baik, semuanya harus melalui proses. Untuk itu masa perkuliahan ini jadikan sebagai sebuah proses untuk mengkokohkan mental mahasiswanya," kata Popong.

Tag Terkait