Kembar siam Devina dan Devani mengalami kendala etik

Oleh Mohammad Taufik pada 07 November 2016, 15:17 WIB

Bandung.merdeka.com - Hingga saat ini balita kembar siam Devina dan Devani, warga Dusun Panyirapan RT 3, RW 6, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang, yang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih terus diobservasi.

Untuk kasus ini, tim dokter mengalami kendala dari segi kode etik kedokteran. Ketua Tim Medis penanganan kasus tersebut, Sjarif Hidajat, mengatakan kendala kode etik ini harus dibicarakan terlebih dahulu.

"Devina-Devani ini hanya memiliki satu kolon dan rektum. Bukan hal sulit untuk melakukan operasi, tapi dari segi etik ini harus dibicarakan karena salah satu dari anak ini nantinya tidak akan memiliki kolon dan rektum," ujar Sjarif kepada Merdeka Bandung saat ditemui di RSHS, Senin (7/11).

Sjarif menjelaskan, kondisi dari balita berusia dua tahun dua bulan itu terbilang baik karena bobot tubuh keduanya terus mengalami peningkatan Devina dan Devani sendiri hari ini melakukan pemeriksaan MRI.

"Ya hari ini sedang melakukan pemeriksaan, nanti setelah hasilnya ketahuan kami akan diskusikan dengan tim medis yang menangani kasus ini. Ada banyak lintas disiplin yang terkait untuk menangani kasus ini. Maka dari itu, sebelum operasi dilakukan kami harus melakukan observasi cukup panjang," ujarnya.

Bicara soal kolon dan rektum kembar siam tersebut yang hanya ada satu, ia menjabarkan, tim medis tengah mempertimbangkan untuk memisahkannya. Dengan begitu, salah satu di antara keduanya akan dibuatkan kolon dan rektum yang baru atau artifisial.

"Akan dibuatkan yang baru tapi nanti kita bicarakan lagi karena besok kami akan gelar rapat komite etik perihal hal ini. Kami akan membicarakan untuk memisahkan dan menetapkan bagaimana tindakan yang akan dilakukan ke depannya," katanya.

Devina dan Devani segera dioperasi

Jika tak ada kendala, rencana tindakan operasi pada kembar siam Devina dan Devani akan dilakukan pada Desember mendatang. Operasi akan dilakukan setelah semua hasil observasi menyatakan jika keduanya memang siap melakukannya.

Spesialis bedah anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Dikki Dradjat Kusmayadi, mengatakan kembar siam yang dialami oleh Devina dan Devani merupakan kasus yang kompleks. Untuk itu, dibutuhkan dokter spesialis dari disiplin ilmu berbeda.

"Kemungkinan akan melakukan operasi pada Desember mendatang, tapi kita harus lihat hasil pemeriksaan selama ini apakah bagus atau masih membutuhkan waktu lagi untuk melakukan observasi," ujar Dikki.

Bicara soal kondisi kembar siam berusia dua tahun itu, Dikki menjelaskan, terdapat beberapa kelainan yang didapatkan. Seperti sistem pencernaan usus halus bayi kembar bersatu disatu tempat sebelum bermuara diusus besar.

Sehingga, lanjutnya, usus halus dibagian akhir hanya ada satu dan bermuara diusus besar yang hanya satu. Tim medis akan berusaha memisahkan sehingga masing-masing bisa mendapatkan bagian usus yang bermanfaat sebagai anus sementara.

"Kemudian ada kelainan sistem saluran kemih, kureter saluran kemih keluar dari ginjal ada bermuara pada satu kandung kemih. Kami harus memindahkan muara kandung kemih dari satu anak ke anak lain yang memang miliknya. Nantinya akan dicangkokkan. Tindakan ini bukan tindakan sulit karena sudah umum dilakukan ppada kasus lain," ujarnya.

Hal lain adalah kelainan pada tungkai bawah, satu tungkai kiri dari Devina dan kanan pada Devani bersatu. Kemudian, paparnya, panggul dari Devina dan Devani tidak terbentuk dengan baik.