Ini 2 jurus Ridwan Kamil atasi banjir di Bandung
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambangi kantor Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) di Jalan Riau. Pria yang akrab disapa Emil memaparkan rencana kerja Kota Bandung dalam pengelolaan lingkungan dan tata ruang bersama DPKLTS.
Emil mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan DPKLTS untuk mengampanyekan gerakan satu rumah satu rumah satu sumur resapan. Pesan utamanya adalah Zero Rain Off di mana air hujan yang jatuh ke rumah-rumah agar tidak turut menyumbang air ke jalanan atau gorong-gorong. "Jadi sebisa mungkin air yang masuk ke gorong-gorong itu hanya yang jatuh ke aspal dan gorong-gorong," ujar Ridwan, Jumat (4/11).
Gagasan tersebut muncul dari hasil diskusi sebagai solusi mengatasi banjir di Kota Bandung. Rencana lainnya adalah pembangunan lima danau resapan yang tersebar di berbagai wilayah. "Tahun 2017 akan ada lima danau resapan. Letaknya di Jalan Bima, Sinaraga, Jalan Babakan Jeruk, depan pasar Gedebage dan yang kelima yang pembebasan lahan di danau raksasanya di masjid terapung," kata pria yang akrab disapa Emil ini.
Danau resapan tersebut akan berfungsi sebagai parkir air yang akan menampung dan mencegah aliran air. Sehingga tidak langsung mengalir ke saluran akhir. Saat ini danau parkir air tersebut sudah diuji coba di Taman Lansia dan sudah berfungsi dengan baik. Bisa dilihat pas hujan karena motretnya harus sedang hujan (agar terlihat bahwa itu berfungsi dengan baik," ucap Emil
Emil menambahkan, bahwa segala bentuk cara untuk mengatasi banjir sudah dilakukan sesuai dengan kemampuan Pemerintah Kota Bandung. Hanya saja ada yang sudah bisa dipanen hasilnya, ada pula yang masih berproses.
"Semua rencana itu diproses tapi ada yang sifatnya jangka pendek. Maka tidak betul tol air itu gagal karena memang dari awalnya rencana jangka pendek itu harus dikombinasikan dengan rencana jangka panjang," kata dia.
Salah satu proses yang tengah dijalankan adalah proses pembebasan lahan untuk danau-danau resapan sebagai solusi jangka panjang. "Pembebasan lahan itu kan lama dan warga tidak paham itu. Maka kami hanya bisa mengimbau agar warga bersabar. Percayalah kami tetap bekerja," ujar Emil.