BIGRS kampanyekan penggunaan safety belt di Kota Bandung

Oleh Farah Fuadona pada 03 November 2017, 11:11 WIB

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Bloomberg’s Initiative for Global Road Safety (BIGRS) melakukan kampanye penggunaan safety belt di Kota Bandung. Kampanye ini dilakukan untuk mengatasi masalah keamanan jalan.

Bandung sebagai kota terpadat kedua di Indonesia setelah Jakarta, memiliki masalah lalu lintas yang menghambat kota tersebut untuk mencapai potensi pertumbuhan optimal. Masalah lalu lintas sangat berdampak pada meningkatnya kecelakaan hingga 22,37 persen per tahun, dan berkontribusi pada lebih dari 66,34 persen emisi karbon.

Communication Officer BIGRS Dianita Hapsari mengatakan, BIGRS memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Kota Bandung mengenai desain konsep infrastruktur dan implementasi konsep tersebut.

"Bloomberg phylantrhopy road safety mendukung serta mensosialisikan keselamatan jalan dan infrastruktur serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data untuk analisa kampanye-kampanye tersebut," ujarnya dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.

Dian juga mengatakan kampanye Road Safety telah juga digagas untuk penggunaan helm yang benar sejak 28 Juni 2016. "Tahun lalu memang program kami berkenaan tentang cara pemakaian helm yang baik dan tahun ini kami memilih momen yang istimewa bertepatan dengan operasi zebra dari tanggal 1-10 November 2017," katanya

Di tempat yang sama, Vital Southeast Asia Associate Director Enrico Aritjondro menyampaikan bahwa BIGRS menghimpun strategi komunikasi di 10 Kota di dunia seperti Bangkok, Sao Paolo, Shanghai, Mumbai, Bogota yang nantinya disaring dan diambil poin terbaiknya untuk diterapkan.

"Dengan cara sepert ini istimewanya adalah saling belajar apa yg dilakukan di Bandung bisa dilakukan di kota lain begitu pula sebaliknya," ucap Enrico.

Enrico mengatakan bahwa dalam kegiatan kampanye Global Road Safety Seat Belt ini, pihaknya mengusung tema 'klik biar selamat'. Dalam kampanye ini, informasu yang ditekankan kepada masyarakat yakni terkait penggunaan helmet​, sabuk pengaman yang benar.

"Helm memang lebih banyak, tapi bukan berarti mobil engga jadi perhatian. Untuk itu tahun ini kita mengusung Kampanye Seat Belt untuk pengendara Mobil," ucapnya.

Menurut Enrico, penumpang yang duduk di depan masih banyak yang tidak menggunakan sabuk pengaman (Seat Belt) dengan berbagai alasan.

"Evaluasi Februari, masih banyak yang tolak pakai sabuk pengaman dengan alasan, mobil gak ngebut, enggak fleksibel, mengganggu penampilan, sudah ada air bag. Padahal air bag gak akan bisa selamatkan pengendara," tegasnya.

Untuk Kampanye ini pihaknya juga membuat website khusus yang dapat diakses di laman www.klikbiarselamat.com.

"Kampanye ini harus sinergi dengan segala bentuk media informasj termasuk dengan kegiatan operasi kepolisian supaya ada hasil dari aksi keduanya dan akan sangat mengena saat tersosialisasi," ujarnya.

Tag Terkait