BIGRS kampanyekan penggunaan safety belt di Kota Bandung
Ilustrasi safety belt
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Bloombergâs Initiative for Global Road Safety (BIGRS) melakukan kampanye penggunaan safety belt di Kota Bandung. Kampanye ini dilakukan untuk mengatasi masalah keamanan jalan.
Bandung sebagai kota terpadat kedua di Indonesia setelah Jakarta, memiliki masalah lalu lintas yang menghambat kota tersebut untuk mencapai potensi pertumbuhan optimal. Masalah lalu lintas sangat berdampak pada meningkatnya kecelakaan hingga 22,37 persen per tahun, dan berkontribusi pada lebih dari 66,34 persen emisi karbon.
Communication Officer BIGRS Dianita Hapsari mengatakan, BIGRS memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Kota Bandung mengenai desain konsep infrastruktur dan implementasi konsep tersebut.
"Bloomberg phylantrhopy road safety mendukung serta mensosialisikan keselamatan jalan dan infrastruktur serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data untuk analisa kampanye-kampanye tersebut," ujarnya dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.
Dian juga mengatakan kampanye Road Safety telah juga digagas untuk penggunaan helm yang benar sejak 28 Juni 2016. "Tahun lalu memang program kami berkenaan tentang cara pemakaian helm yang baik dan tahun ini kami memilih momen yang istimewa bertepatan dengan operasi zebra dari tanggal 1-10 November 2017," katanya
Di tempat yang sama, Vital Southeast Asia Associate Director Enrico Aritjondro menyampaikan bahwa BIGRS menghimpun strategi komunikasi di 10 Kota di dunia seperti Bangkok, Sao Paolo, Shanghai, Mumbai, Bogota yang nantinya disaring dan diambil poin terbaiknya untuk diterapkan.
"Dengan cara sepert ini istimewanya adalah saling belajar apa yg dilakukan di Bandung bisa dilakukan di kota lain begitu pula sebaliknya," ucap Enrico.
Enrico mengatakan bahwa dalam kegiatan kampanye Global Road Safety Seat Belt ini, pihaknya mengusung tema 'klik biar selamat'. Dalam kampanye ini, informasu yang ditekankan kepada masyarakat yakni terkait penggunaan helmetâ, sabuk pengaman yang benar.
"Helm memang lebih banyak, tapi bukan berarti mobil engga jadi perhatian. Untuk itu tahun ini kita mengusung Kampanye Seat Belt untuk pengendara Mobil," ucapnya.
Menurut Enrico, penumpang yang duduk di depan masih banyak yang tidak menggunakan sabuk pengaman (Seat Belt) dengan berbagai alasan.
"Evaluasi Februari, masih banyak yang tolak pakai sabuk pengaman dengan alasan, mobil gak ngebut, enggak fleksibel, mengganggu penampilan, sudah ada air bag. Padahal air bag gak akan bisa selamatkan pengendara," tegasnya.
Untuk Kampanye ini pihaknya juga membuat website khusus yang dapat diakses di laman www.klikbiarselamat.com.
"Kampanye ini harus sinergi dengan segala bentuk media informasj termasuk dengan kegiatan operasi kepolisian supaya ada hasil dari aksi keduanya dan akan sangat mengena saat tersosialisasi," ujarnya.
Tag Terkait
LPDP Lakukan Transplantasi Karang dan Pemberdayaan Masyarakat
Novo Nordisk Indonesia Menerapkan Pendekatan Holistik
Kepengurusan IESPA 2021-2026 Baru Siap Dorong Jutaan Gamers Jawa Barat
SimpleDesa dari SVN di KBB Beri Kemudahan Bagi Kepala Desa
Segudang Manfaat Elok Terasa di Desa Wisata Stone Garden
Tahun Ini, Sertifikasi Gratis TKDN dari Kemenprin Telah Lampaui Target
Jelang KTT G20 2022, Sebuah Dialog Digelar Guna Membangun Kolaborasi
384 Pembalap Ramaikan Teras Caf 1st Series di Lembang
Karier.mu dan Kartu Prakerja Bantu Asah Kompetensi Diri
Donatur Loyal Rumah Zakat Bisa Dapat Happiness Card, Ini Keuntungannya