Kenapa mayoritas masyarakat Indonesia masih gunakan 2G? Ternyata ini sebabnya...

Oleh Farah Fuadona pada 20 September 2017, 12:09 WIB

Bandung.merdeka.com - Siapa sangka di era globalisasi ini rupanya penggunaan jaringan 2G di Indonesia masih lebih tinggi ketimbang 3G dan 4G. Rupanya ada beberapa alasan mengapa mayoritas masyarakat Indonesia masih bertahan dengan jaringan 2G.

Pengamat Telekomunikasi, Mastel Institute, Nonot Harsono mengatakan, ada dua penyebab mengapa masih banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan jaringan 2G.

Pertama, supply layanan 4G penetrasinya masih kecil, baik coverage maupun kepemilikan handset 4G pada pengguna yang mungkin karena daya beli dari mayoritas lapisan masyarakat masih kurang.

"Kedua, kebutuhan masyarakat akan layanan 4G memang belum tumbuh," ujar Nonot kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara 'Obrolan Telko - Memaksimalkan Utilitas 4G Melalui Keterjangkauan Perangkat' di Madame Sisca, Selasa (19/9).

Menurut Nonot, penyebab uang kedua masih lebih besar dari yang pertama. Yakni kebutuhan masyarakat akan layanan 4G memang belum tumbuh.

"Jangan-jangan orang Indonesia sebagian besar belum butuh layanan 4G, yang penting bisa komunikasi verbal. Belum lagi ada yang merasa gaptek dan enggan untuk mencoba hal yang baru," kata dia.

Sementara itu, Kepala Program Studi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung Ian Josef Matheus Edward menjelaskan, jaringan 4G sebenarnya sudah tersedia dengan baik di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Namun, banyak masyarakat yang enggan menggunakannya.

"Perangkat 4G dengan harga terjangkau memang sangat dibutuhkan untuk memuluskan rencana migrasi pengguna 2G ke 4G," papar dia.

Besarnya jumlah pengguna teknologi 2G juga merupakan salah satu penyebab terhambatnya Indonesia dalam hal tren teknologi. Padahal Indonesia bisa menjadi sebuah pasar yang memiliki peluang besar untuk bisa mencoba merasakan perubahan telekomunikasi cepat.