Asmara Hadi, perintis kemerdekaan yang kritis dan romantis
Puisi karya Asmara Hadi
Bandung.merdeka.com - Kenal dengan sosok Asmara Hadi? Beliau adalah sosok perintis kemerdekaan RI pada zaman Belanda serta Jepang, orang kepercayaan Bung Karno, seorang jurnalis, dan penyair.
Bagi Anda yang mendalami sejarah, pasti tak asing dengan nama Asmara Hadi. Ya, tentu saja sosoknya begitu dikenal karena beliau merupakan sosok yang tegas, keras, kritis, namun juga romantis.
Seperti diceritakan oleh salah seorang keturunan Asmara Hadi yakni Tito Zeni Asmara Hadi, beliau merupakan perintis kemerdekaan RI yang juga berprofesi sebagai jurnalis dan pujangga.
Dalam kegiatan sastra, Asmara Hadi termasuk dalam angkatan Pujangga Baru bersama dengan Sanusi Pane, Armijn Pane, dan Moh. Yamin. Ia pernah mengarang buku berjudul "Di Belakang Kawat Berduri",
Buku tersebut merupakan pengalaman hidupnya di dalam tahanan pemerintah Hindia-Belanda. Kumpulan sajaknya dihimpun dan disunting oleh Yunan Nasution dengan judul "Asmara Hadi Penyair Api Nasionalisme" pada tahun 1965.
Dalam bidang jurnalistik, Asmara Hadi pada tahun 1932 hingga 1933 dipercaya sebagai Anggota Staf Redaksi "Fikiran Ra'jat, koran mingguan yang diterbitkan Bung Karno yang kala itu sebagai pemimpin redaksi.
Tahun 1937 hingga 1938 beliau merupakan seorang Pemimpin Redaksi Majalah Pelopor, tahun 1938 hingga 1941 beliau menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Tujuan Rakjat dan pembantu tetap Majalah Pudjangga Baru.
Kegiatannya dalam dunia jurnalistik berlanjut hingga tahun 1976 dengan berganti-ganti tempat. Tak hanya disibukkan sebagai pujangga dan jurnalis, Asmara Hadi juga aktif mengikuti beragam kegiatan lainnya.
Pada tahun 1945 beliau merupakan anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNPI), tahun 1950 hingga 1955 menjadi Pemimpin Redaksi Harian Pikiran Rakyat di Bandung dan Redaksi Majalah Nasional di Jakarta.
Kemudian pada tahun 1955 hingga 1959 ia merupakan Anggota Konstituante wakil dari Gerakan Pembela Pancasila (GPPS), pada tahun 1959 hingga 1967 menjadi Ketua Umum Partai Indonesia (Partindo).
Selanjutnya, karier Asmara Hadi semakin gemilang hingga pada akhirnya ia didapuk menjadi wakil ketua DPR-GR merangkap Menteri Negara selama dua tahun dari tahun 1966 hingga 1968.
Tag Terkait
Nuning, Dosen FSRD ITB Mengajak Lebih Paham Soal Mitos Dan Mitologi Indonesia
Berkat Ketekunan, Utami Sukses Geluti bisnis EO Sejak Tahun 2000
Natasha Youtuber Cilik Terkenal Karena Review Mainan Squishy dan Slime
Bedak bayi jadi barang wajib bagi Abex saat mendaki gunung
David sebagai office boy ini berhasil mencuri perhatian khususnya kaum hawa
Kelly Purwanto akui tato merupakan seni merajah tubuh supaya indah
Jurnalis Merdeka.com juara dua karya jurnalistik yang digelar Pemkot Bandung
Khoiruddin, doktor tercepat dari ITB dengan 36 publikasi scopus
Mengenal sosok Yan Yan Sunarya, 'Doktor Batik Sunda' pertama di dunia dari ITB
Kecewa aspirasi viking tak terwujud, Heru Joko 'nyaleg' dari Partai Nasdem