Menpar wajibkan pelaku bisnis terapkan pelayanan standar internasional
Bandung.merdeka.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan akan segera menerapkan kebijakan global standar (pelayanaan standar internasional) kepada para pelaku bisnis wisata halal di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata halal di Indonesia.
"Mohon disampaikan kepada seluruh masyarakat terutama pelaku bisnis wisata halal, bahwa memang kita poin paling sederhana adalah menggunakan global standard. Kita perlu memberikan pelayanan standar internasional kepada wisatawan," ujar Arief dalam acara Seminar Internasional Pariwisata Halal yang digelar di Aula Barat, Jalan Ganesha, Kamis (1/9).
Dia menilai meski Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar, namun jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Singapura. Jumlah wisman (wisatawan mancanegara) muslim yang datang ke Indonsia lebih kecil.
"Thailand bukan mayoritas muslim tapi jumlah wisman muslimnya lebih banyak. Kemudian Singapura, Wisman muslim yang datang ke Singapura 3,5 juta lebih besar dari Indonesia," katanya.
Untuk itu kata Arief, perlu sebuah upaya untuk mendorong jumlah wisman agar datang ke Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mewajibkan para pelaku bisnis wisata halal menerapkan global standard.
Menurut Arief, untuk menerapkan global standard ini salah satunya ditempuh melalui sertifikasi terhadap bisnis-bisnis halal di Indonesia. "Apa yang harus diatur? Kalau mereka mensertifikasi, kita harus sertifikasi. Kalau mereka harus melayani dengan service excellence tertentu kita harus gunakan itu," ujarnya.
Arief mengungkapkan, setidaknya ada tiga jenis wisata halal yang harus segera mendapat standarisasi. Adapun tiga jenis wisata tersebut yakni kuliner, fashion dan kosmetik.
"Inilah yang akan men-drive kita untuk mentrack wisman di Indonesia. Jadi mana yang harus disertifikasi? Sesuai dengan market yang paling besar yang tiga besar itu kuliner, clothing (fashion) dan kosmetik," kata Arif.