Perguruan tinggi perlu minta masukan dari industri

Oleh Mohammad Taufik pada 25 Agustus 2016, 10:33 WIB

Bandung.merdeka.com - Perguruan tinggi perlu masukan dari industri untuk menentukan arah pengembangan pendidikan. Lewat masukan tersebut, perguruan tinggi bisa menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

Rektor Telkom University (Tel-U) Profesor Mochamad Ashari, mengatakan perguruan tinggi merupakan ujung tombak dari relevansi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan perkembangan zaman.

Terlebih saat ini, kata dia, dunia telah memasuki era digital. Menurut dia, Tel-U kini sedang menyiapkan mahasiswa dan lulusannya siap dalam era digital.

"Kita mempersiapkan SDM dengan tiga pilar, pertama tentang literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kedua anak-anak kita beri order untuk hidup secara global, dan ketiga kita berikan mahasiswa kita mindset enterpreneur, dimana menyelesaikan problem kompleks dengan cara kreatif," kata Mochamad Ashari, melalui keterangan pers yang diterima Merdeka Bandung, Kamis (25/8).

Ia mengatakan, tiga pilar tersebut yang diperlukan SDM dan industri saat ini. Hal tersebut sesuai dengan pertemuan Tel-U tentang 'Industrial Human Development Summit' yang digelar Telkom University Career di Jakarta, Selasa (23/8) lalu.

Acara tersebut mengangkat tema 'Mengembangkan SDM dengan Konsep Link & Match' yang dihadiri oleh jajaran pimpinan Tel-U dan perwakilan 40 perusahaan penyerap lulusan Tel-U.

Menurut Ashari, perguruan tinggi penting melakukan perkenalan sekaligus diskusi interaktif dengan industri. "Sehingga rekan-rekan dari industri bisa memberi masukan seperti apa yang bisa diberikan kepada Tel-U," ujarnya.

Wakil Rektor III Telkom University AMA. Suyanto, menambahkan bidang teknologi informasi dan komunikasi telah mengambil porsi besar dalam perkembangan industri saat ini. Itu sebabnya, Tel- U mengkhususkan diri dalam pendidikan teknologi informasi dan komunikasi.

Ia memaparkan hasil survei 2015 yang menyebutkan 79,86 persen lulusan Tel-U telah bekerja, dan sisanya memutuskan untuk melanjutkan studi. Pihaknya mengklaim telah melakukan survei kepuasan industri yang digelar pada 2015. Hasilnya menunjukkan bahwa 83,32 persen industri mengaku puas dengan lulusan Tel-U.

"Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara perguruan tinggi dengan industri, serta sebagai wadah komunikasi keduanya. Jadi kami saling tahu kondisi masing-masing dan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi harapan kedua belah pihak," ujar Suyanto.

Sementara alumnus Tel-U Aiman Witjaksono mengatakan, kampus yang dulunya bernama STT Telkom ini memiliki potensi besar dalam mencetak SDM berkualitas. "Pertama kali saya hadir di kampus saat itu saya bilang kampus ini suatu saat akan menjadi kampus luar biasa," kata presenter televisi swasta ini.

Dalam kesempatan itu Aiman menjadi moderator diskusi. Lulusan Teknik Industri angkatan 1996 ini mengatakan, masalah yang ada di industri Indonesia adalah bukan hanya soal skill, melainkan juga karakter termasuk budi pekerti.

Ia berharap Tel-U tidak hanya fokus pengembangan skill, tetapi juga turut membangun nilai budi pekerti terhadap mahasiswanya.

Tag Terkait