Mulai tahun depan lewat Jalan Pasteur harus bayar

Oleh Muhammad Hasits pada 18 Desember 2015, 15:40 WIB

Bandung.merdeka.com - Mulai tahun 2016 mendatang, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan (Dishub) akan mulai menerapkan kebijakan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar elektronik di Jalan Pasteur. Dengan sistem ini, setiap pengendara yang melewati jalan Pasteur harus membayar sebesar Rp 20 ribu.

Kepala Bidang  Lalu lintas dan Teknis Perparkiran Dishub Kota Bandung Agung Purnomo menuturkan  tujuan dari penerapan jalan berbayar ini untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Jalan Pasteur menjadi lokasi ujicoba penerapan ERP ini, sebab selama ini di kawasan tersebut selalu menjadi kawasan padat kendaraan. Terlebih lagi Jalan Pasteur masih menjadi akses masuk favorit tamu dari luar kota yang masuk orang ke Kota Bandung

"Dari catatan Dishub, kendaraan yang melewati Jalan Pasteur itu bisa sampai 3.000 kendaraan setiap jamnya," ujar Agung kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Kantor Dishub, Jalan Soekarno Hatta, Jumat (18/12).

Agung menuturkan rencana penerapan ERP ini masih dibahas bersama DPRD. Sementara untuk kajian teknis di lapangan saat ini masih dibahas bersama tim kajian dari ITB.

Agung mengungkapkan  untuk gambaran secara umum, nantinya di Jalan Pasteur akan dipasang pintu masuk (gate) seperti di Jalan Tol. Gate ini akan dipasang di kedua arah, baik menuju arah timur maupun barat.

"Misalkan untuk Jalan Pasteur yang arah timur, nanti kita pasang gatenya di dekat daelar Honda Pasteur, nanti keluarnya sebelum fly over Pasupati. Jadi memang tidak terlalu jauh. Tapi untuk lokasinya masih belum final, masih dibahas," ungkapnya.

Selain itu lanjut Agung, dari enam lajur yang berada di Jalan Pasteur, tidak semuanya akan digunakan untuk jalan berbayar. Pihaknya akan menyisakan satu lajur.

"Di kawasan Pasteur kan banyak pemukiman penduduk, kemudian bangunan komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel. Jadi nanti kita sisakan satu lajur di sebelah kiri. Pilihannya kalau dia mau cepat tinggal masuk ke jalur berbayar, tapi kalau mau berbelok misalkan ke hotel, pengendara ambil jalur kiri," kata dia.

Agung menjelaskan, untuk tahap awal penerapan sistem ERP ini masih menggunakan cara manual. Sehingga belum menggunakan kartu elektronik. "Untuk sementara masih pake cara manual. Kalau penerapan secara ektronik butuh waktu," katanya.

Agung berharap dengan penerapan sistem jalan berbayar ini, para pemilik kendaraan pribadi mulai beralih dengan menggunakan angkutan umum.
"Secara bertahap kita juga benahi transportasi umum. Kemarin kita sudah mulai operasikan bus TMB koridor 3, kemudian bus sekolah. Diharapkan masyarakat juga bisa beralih ke angkutan umum," pungkasnya.

Tag Terkait