Emil akan gencar sosialisasi ke wilayah pedesaan

Oleh Muhammad Hasits pada 10 Juni 2017, 16:19 WIB

Bandung.merdeka.com - Nama Ridwan Kamil kembali unggul dalam survei tentang kandidat potensial di Pilkada Jawa Barat 2018 yang dirilis oleh Lembaga Survei Poltracking Indonesia. Hasil survei, Ridwan Kamil memiliki potensial tertinggi dipilih warga sebagai Gubernur Jawa Barat dengan angka 53,75 persen.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku bersyukur jika dalam beberapa hasil survei menempatkan dirinya dalam posisi teratas. Namun demikian dirinya tidak mau takabur dengan hasil survei tersebut.

"Saya bersyukur dan tidak mau takabur. Definisi tidak mau takabur itu, tidak mau mengandalkan survei-survei hanya satu patokan. Ada cerita survei awal tinggi akhirnya rendah, ada juga cerita survei awalnya rendah akhirnya tinggi," ujar Emil kepada wartawan, Jumat (9/6).

Emil mengaku, meski dalam survei tingkat elektabilitasnya selalu tinggi, dirinya akan tetap memperbaiki sejumlah kelemahan. Diakuinya salah satu kelemahannya yakni kurang begitu dikenal di desa.

"Apa itu kelemahan Saya? Kelemahan Saya kuat di kota lemah di desa. Maka komunikasi akan diperbanyak di desa," katanya.

Selain itu, lanjut Emil, dirinya juga mulai menggencarkan safari ke daerah-daerah untuk menemui para tokoh di Jawa Barat. Cara itu dinilai efektif untuk menaikkan elektabilitasnya

"Saya melakukan sosialisasi jauh-jauh hari seperti ini kepada tokoh tokoh masyarakat, opinion maker istilahnya, itu saja. Enggak ada dulu penggalangan massa 'ngabring-ngabring' masang baliho kan belum ada kan nya. Tidak seperti (calon) lain," ungkap Emil.

Selain itu, lanjut Emil, dirinya menduga jika salah satu faktor yang membuat elektabilitas tinggi yakni karena kinerjanya membangun Bandung diapresiasi oleh warga Jawa Barat. "Saya menduga kinerja di Bandung diapresiasi oleh masyarakat Jabar. Berati kuncinya Saya kerja saja sebanyak-banyaknya untuk Bandung nanti diapresiasi oleh masyarakat Jabar," ujarnya.

Jadi arsitek

Emil mengungkapkan, posisi dirinya tidak maju dalam Pilgub Jabar masih ada. Sebab sesuai dengan peraturan dari KPU, jika syarat calon yang diusung parpol tidak mencukupi, maka otomatis tidak bisa mengusung calon.

"Jadi saya mentalnya gubernur dan kembali jadi warga. Kalau Bandung (kembali jadi wali kota) sudah tutup.
Jangan kaget kalau Saya enggak jadi maju (Pilgub). Kalau enggak jadi maju Saya pensiun saja, jadi arsitek," ungkapnya.

Emil mengatakan, bahwa dirinya terus melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik, termasuk dengan PKS dan Gerindra. Namun lantaran situasi yang tidak sesuai dengan yang dia harapkan, kemungkinan untuk diusung oleh dua partai tersebut sangat kecil.

"Kan dari awal Saya ini ngobrol dulu ke PKS, ngobrol dulu ke Gerindra. Jawabannya tidak sesuai dengan situasi yang saya harapkan. Satu mendahulukan kader Bu Netty-Syaiku. Saya mah bukan kader selesai. Kedua Gerindra minta jadi anggota, kan belum bisa. Ibu Saya melarang dulu masuk anggota. Jadi mana saja sekarang, Saya mah ikut mengalir saja kayak air," ujarnya.

Tag Terkait