Eks Komandan Marinir Mayjen Buyung Lalana siap maju Pilgub Jabar

Oleh Mohammad Taufik pada 24 Mei 2017, 18:38 WIB

Bandung.merdeka.com - Mayjen TNI (Purn) Angkatan Laut, Buyung Lalana mantap maju di Pilgub Jabar 2018. Mantan Komandan Korps Marinir (Dankormar) itu, saat ini tengah melakukan komunikasi dengan beberapa partai yang bisa dijadikan kendaraan politiknya.

"Berangkat dari orang tua saya berasal, bapaknya ibu saya asli Bandung. Dia asli tokoh di Cikaso. Saya lahir di Cikaso itu juga. Oleh karena itu saya ingin mengabdikan diri juga untuk Jabar," kata pria yang akrab disapa Kang Buana itu saat ditemui di Posko Tim Persiapan di kawasan Buah Batu, Kota Bandung, Rabu (24/5).

Memasuki masa purna tugas selama tujuh bulan, Buana ini menceritakan niatannya maju di Pilgub Jabar. Malang melintang ke seluruh Indonesia saat masa bakti di TNI AL, dia ingin masa-masa saat ini kembali ke Jabar bisa mengabdikan diri untuk tanah kelahirannya di Tanah Pasundan.

Bermodalkan jiwa korps marinir dengan jargon 'Sebelum mendarat harus menang', semangat itu ingin dia bangun saat nanti bertarung di kotestasi politik Jabar. ‎Sehingga semangat itulah yang saat ini bisa mengantarkannya bulat maju di Pilgub Jabar.

"Saat saya memutuskan maju. Ada yang kontra, ada yang bilang. Ngapain maju nanti masuk penjara. Ya kan kita tahu banyak kepala daerah yang terjerat kasus hukum," imbuhnya.

Gejolak batin sempat terasa dalam dirinya. Apakah dirinya merasa bisa atau tidak untuk berpolitik. Hanya saja dia merasa semangat memimpin saat di kesatuannya TNI AL harus bisa terasa juga untuk tanah kelahirannya. Apalagi keluarga sebagai penyemangat, mendukung niatannya itu.

‎"Saya dulu lahir di Cikaso. Di sana terkenal orang-orangnya narkoba, pakai anting, semua tahulah kawasan tersebut (kenal dengan premanismenya)," terangnya. Namun dirinya tidak terbawa arus lingkungan karena mencintai dirinya sendiri. "Saya orang yang suka olahraga. Sejak kecil suka main bola. Dengan olahraga itulah saya bisa mengantarkan saya jadi Dankorma."

Dengan olahraga itulah dia juga berharap bisa mengantarkannya menjadi Gubernur Jabar. Saat ini Buana yang menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) juga mengandalkan jaringan-jaringan tempat dirinya berorganisasi sebagai langkah awal.

"Saya sekarang Ketum PB POSSI. Terus saya juga membina olahraga off-road yang ada di Jabar," imbuhnya. Modal awal jaringan itu-lah yang ingin dijadikannya sebagai cagub Jabar.

Langkahnya maju di Pilgub Jabar, dia mengklaim sudah mendapatkan restu dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi. Dia juga mengaku, mengenal baik sosok Ketum Gerindra Prabowo Subianto. "Kalau dari KASAL saya dapat restu. Kalau Prabowo ya saya komunikasi karena saya kenal juga," ucap Buana yang pernah menjadi Komandan Yontaifib dan Danlantamal XI/Merauke.

Kini dia sudah membentuk tim, tengah mempersiapkan langkah demi langkah untuk mengatur strategi untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas.

"‎Sekarang bagaimana masyarakat Jabar menerima dulu sosok Buana dulu. Tergantung masyarakat Jabar sendiri. Kalau kendaraan politik sudah ada pembicaraan dengan beberapa ketum. Tapi kita enggak mau berlebihan dulu. Buana harus dikenal dulu. Agar calonnya bisa diandalkan," tambah jubir Buana, Adit di tempat sama.

Sudah siapkan program buat Jabar

Mantan Komandan Korps Marinir itu juga sudah memiliki konsep pembangunan Jawa Barat, jika nantinya ditakdirkan sebagai gubernur.

"Membangun daerah itu membangun SDM (sumber daya manusianya) dulu. SDM-nya kita bangun. Sentuhlah mereka dengan program-program dan kegiatan membangun. Itu kunci pertama saya nanti," kata pria yang akrab disapa Kang Buana itu, saat ditemui di Posko Tim Buana, di kawasan Buah Batu, Kota Bandung, Rabu (24/5).

Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia harusnya bisa menjadi daerah paling maju. Dengan luasan daerah yang juga besar, sudah seharusnya masyarakat mandiri. Di situlah pemerataan pembangunan yang ingin ditawarkan.

Menurut jenderal TNI bintang dua itu, pembangunan Jawa Barat saat ini terfokus pada bagian utara. Adapun selatan terkesan terabaikan. Pergerakan ekonomi kata dia, kini hanya terkonsentrasi di Bekasi, Karawang, Indramayu dan Cirebon.

"Konsentrasi ekonomi di (Selatan) sana perlu tata wilayah lagi. Pembangunan harusnya merata. Konsep membangun bandara Sukabumi. Atau mungkin di Garut di Sindang Barang sana, sehingga itu ada pergerakan ekonomi," imbuhnya.

Dia menyebut, jika pergerakan ekonomi berjalan rata, sehingga otomatis kesejahteraan masyarakat juga demikian. "Jadi akses harus dibuka selatan itu. Kalau dibuka otomatis masy bangkit dan tersentuh teknologi dan pengembangan ekonomi. ‎Jabar itu bemper ibu kota (DKI). Makannya Jabar harus maju," ucapnya.

Secara teori kedaerahan, dia juga memetakan permasalahan fundamental untuk membangun tanah kelahirannya. Ada tiga teori yang nantinya akan menjadi bekal program jika nanti memang bisa ditetakan sebagai calon gubernur. Pertama //Tata wayah//.

"Tata wayah itu sudah wayahnya (sudah seharusnya) dengan melihat situasi Jabar. Katakan Jabar sekarang banjir longosor harus wayahnya ditata lingkungannya. Kalau punya konsep agraris silakan. Wayahnya dihijaukan. Ditata. Diperhatikan. Jangan ada pembiaran perusakan lagi," terangnya yang mengutip istilah sunda.

Kedua, yakni Tata lampah. Tata lampah atau diartikan tingkah laku. Sebagai warga yang berfilosofi Someah Hade Ka Semah' kearifan itu harus dibangun kembali.

‎"Kelakuan kita sekarang gimana? Dulu mah org pemuda kita tuh gimana menggelorakan. Ramah santun. Dulu mah kalau ketemu orang mangga linggih dulu. Tingkah laku kita. Penguatan kehidupan lokal itu adalah bagian dari pembangunan berbangsa dn bernegara di Jabar," jelasnya.

Yang ketiga tata wilayah. Maksud tata wilayah tadi, bagaimana penataan wilayah tidak hanya terpusatkan disatu titik. Itu agar tidak terkesan diskriminatif pembangunan. "Ya itu dia, sekarang Jabar gimana. Pembangunan lebih banyak ke utara, makanya pergerakan harus ke selatan juga," ucap pria jebolan akademi militer angkatan laut 1983 tersebut.

Adit jubir dari Buana, mengaku, saat ini timnya yang baru dibentuk akan konsentrasi pada peningkatan popularitas dulu. Selain mendekatkan diri ke partai-partai lewat komunikasi langsung dengan pimpinan dipusat, itu adalah salah satu strategi yang tengah dibangun dalam waktu dekat ini.
‎
"‎Sekarang bagaimana masyarakat Jabar menerima dulu sosok Buana dulu. Tergantung masyarakat Jabar sendiri. Kalau kendaraan politik sudah ada pembicaraan dengan beberapa ketum. Tapi kita enggak mau berlebihan dulu. Buana harus dikenal dulu. Agar calonnya bisa diandalkan," jelas Adit di tempat sama.

Buana yang merupakan Ketua Umum Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) dan Pembina komunitas offroad juga akan memanfaatkan jaringan itu sebagai modal awal.

"Kita dorong di olahraga dulu. Beliau juga hadir dari pecinta olahraga. Kita membina olahraga selam dn offroad yang ada di Jabar. Semoga dari sini kita bisa menyasar ke yang lain," kata Adit.

Tag Terkait