Sumbang pemikiran, Unpad gelar seminar perihal NKRI

Oleh Farah Fuadona pada 10 November 2016, 14:12 WIB

Bandung.merdeka.com - Menghadapi permasalahan pelik yang dihadapi oleh Indonesia, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung tak ingin tinggal diam. Bertempat di Aula Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipatiukur, sebuah acara seminar nasional dengan tema "Peningkatan Ketahanan Bangsa Untuk Menjaga Keutuhan NKRI" akan diselenggarakan.

Seminar nasional yang akan diselenggarakan pada Rabu (23/11) mendatang dalam rangka rangkaian kegiatan memperingati Dies Natalis Fakultas Psikologi Unpad ke 55 (Lustrum XI) ini akan mengangkat kajian mengenai peningkatan ketahanan Bangsa Indonesia yang merupakan bentuk keprihatinan dan kepedulian terhadap perkembangan bangsa Indonesia saat ini.

"Kami terdorong untuk memberikan sumbang pemikiran mengenai kondisi Indonesia. Untuk itu seminar dengan topik ini kami angkat. Harapannya yang sangat besar bahwa Indonesia akan menjadi negara besar dan maju di masa mendatang," ujar Pakar Psikologi Sosial Unpad Bandung, Peof. Dr. Tb Zulrizka Iskandar, M.Sc saat jumpa wartawan di Unpad, Kamis (10/11).

Dalam seminar nasional itu akan hadir beberapa narasumber ternama yakni Letjen TNI Agus Sutomo, Zulrizka Iskandar, Anies Baswedan, Deddy Mulyana, Ida Nurlinda, Juke R. Siregar, Armida S. Alisjahbana, Zainal Abidin dan Mayjen TNI Witjaksono.

Seminar nasional akan diselenggarakan dalam tiga sesi, yakni sesi pertama akan membahas mengenai ketahanan wilayah, kemudian dilanjut dengan sesi kedu, dan sesi ketiga membahas mengenai ketahanan bangsa melalui kajian ekonomi, psikologi dan upaya strategis nasional.

"Indonesia pada saat ini sedang menghadapi berbagai situasi yang cukup pelik. Permasalahan dalam negeri dan luar negeri sangat memerlukan perhatian yang serius. Secara kasat mata pada saat ini dunia memasuki persaingan ketat untuk kemajuan negaranya. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk terbesar ke empat di dunia ini dijadikan sebagai sasaran," katanya.

"Sasaran atau target yang relatif paling ringan adalah sebagai negara tujuan pemasaran produk negara-negara maju. Target yang paking berat adalah menjadi negara lemah, yang mudah dipengaruhi oleh negara lain. Andaikan kita bisa sebagai suatu bangsa tidak dapat mempertahankan identitas bangsa, maka keberadaan NKRI di masa mendatang belum dapat dipastikan," ujar Zulrizka.

Tag Terkait