Mahasiswa diminta harus bisa tangkal hoax
Bandung.merdeka.com - Sebagai agen perubahan dan calon pemimpin bangsa yang menguasai teknologi informasi, mahasiswa Indonesia harus mampu memilah dan memilih informasi yang akurat sehingga tidak terjebak dalam hasutan hoax (informasi palsu).
Hal ini disampaikan oleh pendiri Indonesian Hoax Busters (IHB) Bandung Citra Pratiwi di depan ratusan mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom (FKB Tel-U), Selasa (15 Agustus 2017).
âApalagi kalian sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi yang kelak akan berkarir di dunia media massa tentu punya kewajiban untuk meluruskan informasi yang palsu sehingga khalayak tidak ikut terjebak,â ujar Citra dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, Rabu (16/8).
Menurut Citra, saat ini media, terutama media sosial, dibanjiri dengan hoax yang kadang sulit dibedakan dengan informasi faktual. Tujuan penyebarannya, kata dia, untuk membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan.
âSehingga masyarakat yang sedang bingung ini akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan, dan bahkan salah langkah,â katanya.
Citra menyebutkan sejumlah data, bahwa jenis hoax yang diterima masyarakat Indonesia paling banyak berkaitan dengan isu sosial politik seperti pemilihan kepala daerah, atau pemerintahan (91,8 persen), disusul oleh isu SARA (88,6 persen), dan isu kesehatan (41,2 persen).
âSaat pilkada berlangsung kita bisa melihat begitu banyak informasi dan berita palsu bertebaran dan kadang kita turut menyebarkannya,â kata dia.
Adapun media yang paling banyak dijadikan sebagai tempat penyebaran informasi atau berita palsu ini berupa media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram (92,4 persen), Aplikasi Chatting seperti Whatsapp, Line, dan Blackberry Messenger (62,8 persen), dan situs (web) sebesar 34,9 persen.
"Penyebar hoax umumnya menolak realitas, menolak kebenaran yang ada di masyarakat, sehingga dirinya lantas membentengi diri dan mengupayakan agar masyarakat bisa meyakini apa yang dia yakini, walau itu tidak sejalan dengan realitas alamiah,â ujar Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Bandung ini.
Dekan FKB, Dr Jafar Sembiring berharap mahasiswa Universitas Telkom, khususnya FKB, mampu menjadi pemimpin masa depan yang akan mengubah bangsa ke arah lebih baik.
âIni sesuai dengan visi FKB menjadi fakultas bertaraf internasional dalam bidang ilmu komunikasi dan bisnis berbasis teknologi informasi,â ujarnya.
Sedikitnya 988 mahasiswa FKB Tel-U mengikuti program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2017. Mereka terbagi menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi (434 mahasiswa), Administrasi Bisnis (467 mahasiswa), dan Digital Public Relations (87 mahasiswa). Adapun total mahasiswa baru yang diterima di Universitas Telkom tahun ini sekitar 7.200 mahasiswa.