
Besok, KPU Kota Bandung gelar debat publik ketiga
"Formatnya sama seperti debat kedua. Perbedaannya ada pada interaksi dengan panelis, itu durasinya lebih lama".
"Formatnya sama seperti debat kedua. Perbedaannya ada pada interaksi dengan panelis, itu durasinya lebih lama".
"Besok kita akan membuat tablig akbar di Lapangan Lodaya sesuai dengan zona kampanyenya. Kurang lebih ada 1.000 perempuan".
"Apa yang menjadi akar permasalahan tidak terelaborasi secara mendalam. Demikian pula dengan alternatif solusi".
Permasalahan nyata yang saat ini terjadi di Bandung. Yakni pendidikan, kemacetan, kesehatan, serta ekonomi.
"Banjir ini problematika yang begitu menggelitik. Permasalahannya banyak, tentunya kita harus atasi dari hulu".
Untuk massa pendukung masing-masing paslon dibatasi hanya 75 orang. Selain itu KPU juga mengundang berbagai elemen masyarakat.
"Dalam segi performa, Nurul-Ruli dan Yossi-Aries relatif berimbang, sedangkan Oded-Yana tertinggal," ujar Firman.
Salah satunya disebabkan karena para paslon kurang menguasai pola komunikasi politik yang efektif.
"Kami akan berupaya meningkatkan tumbuhnya pengusaha dan kesempatan terutama minieal yang harus kita dorong".
Persoalan ketimpangan ekonomi di Kota Bandung masih menjadi pekerjaan rumah Pemkot Bandung ke depan.
"Menjadikan Kota Bandung sebagai kota bertaraf internasional. Kota pusat sumber ilmu pengetahuan dan tujuan wisata dunia," ujar Nurul.
Debat ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait visi misi yang disampaikan para paslon.
Harapan besar dalam debat kali ini, lewat acara debat ini masyarakat dapat mengetahui kualitas pemimpin Bandung 5 tahun ke depan.
"Kalau belajar debatnya sih enggak. Lebih ke latihan mengatur ritme waktu dan pembagian tugasnya saja".