Jalan-jalan sambil wisata sejarah ke Taman Pramuka Bandung

user
Farah Fuadona 13 Februari 2016, 15:41 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Taman Pramuka atau yang dulu bernama Oranje Plein menjadi satu dari sekian banyak peninggalan masa Kolonial Belanda di Bandung. Taman di Jalan Riau (Martadinata) ini hingga kini masih berdiri sebagai paru-paru kota.

Di komplek taman seluas 12.845 meter persegi itu terdapat dua bangunan besar, bangunan paling besar menjadi kantor Sekretariat Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Bandung yang diresmikan pada 2000.

Di depan gedung Pramuka berdiri sebuah rumah tua yang dibangun Belanda bernama Oranje Plein. Menurut Humas Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Bandung, Benny Kurniawan, rumah tersebut dibangun di masa Belanda sejak 1920.

Rumah Belanda di Taman Pramuka
© 2016 merdeka.com/Iman Herdiana



Di masa kolonial rumah Oranje Plein menjadi tempat peristirahatan atau kongkownya para meneer Belanda yang kerja di Gedung Sate.

“Nama Oranje Plein  sendiri diambil dari nama rumah itu. Kalau tamannya sejak dulu ruang terbuka hijau yang kemudian menjadi Taman Pramuka,” terangnya, kepada Merdeka Bandung, Sabtu (13/2).

Tidak diketahui siapa pemilik atau yang mendirikan bangunan yang kini tampak klasik itu. Hingga kini, arsitektur bangunan masih dipertahankan keasliannya. Bangunan bercat putih dengan arsitektur gaya Eropa itu dilengkapi dengan taman bunga dan kolam ikan.

Seiring pergantian kekuasaan dari Belanda ke Jepang kemudian ke Pemerintah RI, rumah Oranje Plein sempat menjadi toko kelontongan. Namun tidak berlangsung lama.

Selanjutnya di Taman Pramuka Kwarcab Kota Bandung membuka sekretariat. Pada 2000 Pemkot Bandung meresmikan gedung Kwarcab Kota Bandung yang posisinya berhadapan dengan bangunan Oranje Plein.

“Dari dulu tempat ini sudah menjadi tempat berkumpulnya pramuka. Waktu itu sekretariatnya masih berupa saung-saung. Sebagai harapan pramuka Kota Bandung maka dibangunlah gedung untuk pramuka,” terangnya.


Sedangkan bangunan Oranje Plein sendiri rencananya akan dijadikan museum mini. Saat ini museum tersebut belum dibuka karena keterbatasan dana dan SDM.

“Harapan nantinya anak-anak yang kemah di sini bisa mengetahui sejarah kepramukaan juga,” katanya.

Hampir tiap pekan, Taman Pramuka yang hijau dan rimbun menjadi tempat camping pramuka tingkat SD hingga perguruan tinggi.

Kredit

Bagikan