Bacang panas Braga, dari pelanggan cantik hingga Pak polisi

Bacang Pak Halim
Bandung.merdeka.com - Sudah 26 tahun Halim (44) menjajakan roda bacang panasnya di Jalan Braga. Banyak pelanggan yang menggemari bacang bertabur daging jando dan sambal merah.
Pak Halim memiliki banyak pelanggang dari berbagai kalangan, mulai karyawan atau karyawati, PNS, hingga polisi. Pria asal Majalengka ini mencatat baik nomor-nomor ponsel pelanggannya.
“Kalau dihitung-hitung lebih dari 100 pelanggan yang saya catat,” kata Halim yang baru saja menerima SMS pesanan, kepada Merdeka Bandung, Senin (4/4).
Salim sendiri tidak menerima jasa antar, tetapi ia memajang nomor ponselnya di roda bacangnya. Pelanggan yang akan membeli bacang biasanya minta disediakan bacang via pesan singkat, sehingga saat dia datang bacang tersebut bisa langsung diambil.
Pelanggan yang sering mengiriminya pesan singkat, Salim mencatat nomor ponselnya. Lucunya, nomor ponsel yang ia simpan tidak dinamai sesuai nama asli pelanggan.
“Saya nggak enak kalau nanya-nanya nama, jadi saya namain sendiri biar nggak ketukar,” katanya.
Nama yang dikarang Salim untuk menamai nomor ponsel pelanggannya macam-macam, biasanya sesuai dengan penampilan pelanggan. “Ada pelanggan cantik, saya namai si cantik,” katanya sambil tersenyum.
Jika pelanggannya menggunakan kacamata ia namai kacamata, begitu juga pelanggan dari rumah sakit, pasangan suami istri, kepolisian dan seterusnya.
Dalam sehari, rata-rata ia bisa menjual 100 buah bacang yang dijual Rp 7.000 per buah. Jika dihitung-hitung, pendapatan kotor Salim dalam sebulan bisa mencapai Rp 21 juta.
Salim sendiri baru-baru ini kembali menjajakan rodanya. Kali ini di tempat milik sebuah apotek di seberang Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), agar bebas dari razia Satpol PP.
Ayah tiga anak ini mengaku pernah suatu waktu ditangkap Satpol PP. Begitu juga saat peringatan KAA yang ke-60 tahun lalu, ia terpaksa harus pulang kampung. Ia tidak mungkin jualan dengan rodanya sementara Museum KAA dibanjiri tamu negara.
Memiliki pelanggan polisi juga menyimpan cerita lucu bagi Salim. Suatu hari tiba-tiba ada mobil dinas polisi yang berhenti tidak jauh dari roda bacangnya. Polisi itu memamanggilnya. Awalnya ia mengira akan ditangkap polisi karena jualan di zona merah PKL. Ternyata polisi itu pelanggannya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak