Belajar ukulele bareng Komunitas Ukeba di Bandung
Bandung.merdeka.com - 'Memasyarakatkan ukulele dan mengukulelekan masyarakat'. Itulah semangat yang ingin dibangun oleh Ginanjar, Igo dan Ario, tiga sekawan saat mendirikan Komunitas Ukulele Bandung atau yang biasa disebut Ukeba. Berawal dari kecintaan yang sama memainkan alat musik ukulele, membuat ketiga pemuda ini sepakat mendirikan Ukeba pada 13 Maret 2013.
"Jadi waktu itu saya sering posting gambar ukulele di Facebook. Nah Igo dan Ario juga sering memainkan Ukulele lalu ngajak ketemuan. Dari situ kita mulai sharing dan kepikiran mungkin kalau buat komunitas akan ketemu banyak orang juga," ujar salah seorang penggagas Komunitas Ukeba, Ginanjar Maulana Sukimin, kepada Merdeka.com, kemarin.
Untuk menghimpun anggota lebih banyak, komunitas ini menggelar sebuah acara kumpul-kumpul (gathering). Dari situ jumlah yang datang rupanya di luar dugaan. Sejak saat itu jumlah anggota komunitas ini mulai bertambah.
"Pas acara gathering itu ternyata yang datang ada 15 orang. Padahal pikiran kami mungkin cuma 4 yang datang, namun ternyata banyak juga yang suka ukulele," katanya.
Ada beragam kegiatan rutin dilakukan oleh komunitas ini. Kegiatan rutin yang dilakukan komunitas ini adalah ukulele master class. Selain belajar ukulele bersama, komunitas ini juga telah beberapa kali menggelar pertunjukan. Kegiatan ini mereka namakan Uke clean day, menjadi ajang bagi anggota Ukeba untuk menampilkan kebolehan mereka di atas panggung.
"Dari anggota kita terutama yang muda-muda, mereka bilang capek belajar terus enggak pernah manggung. Nah mulai dari situ kita bikin kegiatan yang kita namakan Uke clean day," katanya.
Komunitas ini kerap diundang di berbagai acara. Tak hanya di Kota Bandung, undangan mangung juga datang dari luar Bandung seperti Jakarta, Yogyakarta. Bahkan mereka sempat diundang Kedutaan Amerika Serikat untuk Indonesia di Jakarta.
Selain undangan dari dalam negeri, mereka juga diundang ke acara Thailand Ukelele Festival. Namun karena tak mendapat dukungan dari pemerintah, mereka pun urung berangkat ke Thailand. "Saya pernah minta bantuan Kedutaan Indonesia di Thailand tapi ya gitu responnya," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Ganjar ini, mengaku sempat mendapat tawaran dari Kedutaan Amerika di Indonesia untuk sekolah musik di Hawai. Namun Ganjar menolak tawaran tersebut lantaran ingin membesarkan komunitasnya di Indonesia.
"Pernah ditawari untuk sekolah ukulele di Hawai waktu diundang acara Kedutaan Amerika untuk Indonesia di Jakarta tahun 2014. Saya enggak ambil karena berat komunitas di Indonesia nanti siapa yang ngurus," ujarnya.
Anggota Ukeba saat ini mencapai 100 orang dengan jumlah anggota aktif sekitar 40 orang. Sebagian besar anggota komunitas ini berasal dari kalangan pelajar SMA dan mahasiswa, anggota yang sudah bekerja pun ada.
Ganjar berharap alat musik Ukulele dapat populer di Indonesia. Bersama komunitasnya ia berencana membangun sebuah tempat khusus untuk para pecinta ukulele. "Mimpinya pengen punya rumah ukulele, toko ukulele dan menggelar acara Indonesia ukulele festival yang dihadiri oleh komunitas ukulele yang tidak hanya datang dari daerah-daerah di Indonesia tapi juga seluruh dunia," katanya berharap.
Jika anda tertarik untuk belajar Ukulele, silakan datang ke Taman Musik di Jalan Belitung, Kota Bandung, pukul 3 sore. Tak punya ukulele? jangan khawatir karena dengan senang hati anggota Ukeba akan meminjamkan alat musik ini kepada siapapun yang ingin belajar.
Pantau media sosial mereka di Facebook: https://id-id.facebook.com/Ukeba.UkuleleBandung dan Instagram ukeba serta akun Twitter @ukeba_