Telkom University kembali gelar konferensi internasional data dan sains informasi

user
Farah Fuadona 07 Desember 2017, 12:21 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dalam mewujudkan universitas berbasis teknologi dan entrepreneurship, Universitas Telkom secara konsisten selenggarakan diseminasi hasil penelitian. Kali ini berhasil mempertemukan para peneliti dari berbagai negara untuk mendiskusikan perkembangan riset Data and Information Science, dalam gelaran International Conference on Data and Information Science (ICoDIS) 2017.

ICoDIS 2017 merupakan kegiatan ilmiah berskala internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Informatika Universitas Telkom. Konferensi ini merupakan ajang pertemuan internasional antara akademisi dan peneliti di bidang Data Secience.

Ketua panitia, Profesor Adiwijaya menyebutkan bahwa dewasa ini, data science mejadi tren teknologi yang begitu diminati. Karena pertumbuhan data yang begitu besar di era perangkat mobile seperti sekarang ini membutuhkan solusi pengolahan data yang tepat.

“Kontribusi kami untuk bangsa fokus pada penguatan teknologi, sesuai dengan visi dan misi universitas, ICoDIS 2017 berhasil pertemukan banyak inovasi berbasis riset. Tujuan utamanya menemukan formula teknologi digital untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat," kata Adiwijaya dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, Kamis (7/12).

ICoDIS 2017 dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 Desember 2017 di Auditorium Universitas Telkom dengan menghadirkan enam pembicara kunci yang kompeten di bidangnya yaitu Profesor Toru Ishida dari Kyoto University, Profesor Naomie Salim dan A.P Dr Norma Binti Alias dari Universiti Teknologi Malaysia, Dr. Luepol Pipanmaekaporn dari King Mongkut's University of Technology, Dr. Eng. Khoirul Anwar dan Dr. Moch Arif Bijaksana dari Telkom University.

Profesor Toru Ishida dari Kyoto University memaparkan mengenai The Language Grid for Supporting Intercultural Collaboration.

Dalam paparannya, Profesor Toru mengajukan konsep kolaborasi interkultural di mana partisipan yang berasal dari beragam kebudayaan dan bahasa sama-sama berkontribusi untuk mencapai satu tujuan global.

Dikarenakan kolaborasi interkultural ini dilakukan untuk data yang cukup langka, diperlukan eksperimen yang paralel pada dunia nyata dan laboratorium. Salah satu kolaborasinya adalah membangun software open source berbasis penerjemahan oleh mesin.

Sementara itu, Profesor Naomie Salim dari Universiti Teknologi Malaysia mempresentasikan mengenai metode data mining untuk mendukung proses desain dan pengembangan obat dengan bantuan komputer.

Dilanjutkan dengan paparan Dr. Eng. Khoirul Anwar menyampaikan topik berjudul Challenges on 5G Massive Internet of Things: Behavior Analysis from Graph. Terinspirasi dari perkembangan terkini mengenai Coding Theory, Dr. Eng. Khoirul Anwar menyampaikan mengenai sebuah metode untuk memecahkan masalah multiple access yang melibatkan perangkat IoT dalam jumlah yang belum bisa diselesaikan oleh teknologi yang ada saat ini.

Lebih jauh, Dr. Eng. Khoirul Anwar juga mengulas beberapa skema coding dasar yang memunginkan bisa digunakan untuk membantu masifnya akses wireless di masa depan.

Tiga pembicara berikutnya berbicara bersama mengenai data science, dengan topik 'Multi-Class Learning Stategies for Large-Scale Classficiation', 'Complex Model, Sequential immigrants, Big Data Generation, Large Sparse Simulation And High-performance Computing Platform for 4iR Applications' dan 'Text Analysis for Al Qur’an to Help Us Understand It Better'.

Selain itu, ada juga presentasi makalah hasil penelitian yang disajikan dalam sesi paralel. Makalah yang submit ke ICoDIS mencapai 86 buah paper dan hanya diterima sebanyak 59 paper, artinya acceptance rate nya 68 persen. Pemakalah afiliasinya berasal dari tujuh negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Inggris, Japan dan Perancis.

Kredit

Bagikan