Ridwan Kamil tepis isu pemerasan kepada Gereja


Ridwan Kamil
Bandung.merdeka.com - Munculnya dugaan pemerasan yang dilakukan organisasi masyarakat kepada gereja di Kota Bandung langsung diklarifikasi Pemkot Bandung. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menggelar pertemuan dengan sejumlah perwakilan gereja di Pendopo Kota Bandung, Kamis (9/6).
Hal ini menyusul kabar dugaan pemerasan yang dilakukan ormas berlabel agama kepada pengelola Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kota Bandung.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan pemkot, Ridwan mengatakan rumah ibadah telah melengkapi seluruh proses izin sesuai dengan aturan yang berlaku. Tidak pula adanya praktik dugaan pemerasan untuk menghambat aktivitas gereja.
"Tidak terjadi yang namanya transaksi pemerasan, karena urusan perizinan gereja (dalam kasus ini) pada dasarnya sudah selesai sesuai prosedur," ujar Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (9/6).
Menurut dia kerukunan antar-umat beragama di Kota Bandung sudah sangat kondusif. Apalagi Kota Bandung telah mencetuskan Forum Komunikasi Umat Beragama untuk menjaga hubungan antar pemeluk agama.
"Kita kota pertama yang memiliki FKUB supaya urusan komunikasi antar yang berbeda agama dan pendirian rumah ibadah itu bisa di komunikasikan oleh forum ini," katanya.
Selain itu, pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan Kota Bandung juga memiliki forum silaturahmi ormas Islam. Di mana sejumlah ormas Islam berkumpul untuk saling bersilaturahmi.
Hanya saja, ujar dia, masih ada dua ormas Islam yakni FPI dan Garis yang belum tergabung dalam forum tersebut. Oleh karenanya ia meminta keduanya turut bergabung untuk menjaga kondisi yang berhubungan dengan agama tidak saling bergesekan.
"Saya meminta kepada FSOI bersilaturahmi segera agar FPI dan Garis ikut bergabung. Supaya kalau ada komunikasi, aspirasi, pintunya satu tidak pecah-pecah," ujarnya.
Ia menambahkan, bila ada isu atau tindakan yang sifatnya memanfaatkan situasi, dilakukan oleh segelintir oknum tidak bertanggungjawab. Sebab Pemkot Bandung sendiri tidak pernah mengeluarkan kebijakan yang sifatnya merugikan.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak