Ini jawaban Prof Nina Lubis yang dituding plagiat oleh Ajip Rosidi

user
Mohammad Taufik 01 Juni 2016, 10:37 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran (Unpad) Nina Herlina Lubis tidak mau menanggapi polemik pengembalian Habibie Award oleh Ajip Rosidi.

Meskipun tindakan pengembalian award itu karena kekecewaan Ajip Rosidi terhadap Nina Herlina Lubis yang mendapatkan Habibie Award. Ajip menuding Nina sebagai plagiat dan tidak layak mendapatkan Habibie Award.

"Ketua Habibie Center, Prof Wardiman meminta saya untuk tidak menanggapi tuduhan tersebut, karena Habibie Center yang harus menjawab tuduhan tersebut," kata Nina melalui surat elektronik yang diterima Merdeka Bandung, Selasa (31/5).

Habibi Center adalah Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Yayasan SDM Iptek). Yayasan ini setiap tahunnya memberikan Habibie Award kepada tokoh berpengaruh.

Nina menjelaskan, Habibie Center sudah menyampaikan rilis pers terkait polemik tersebut. Rilis Habibie Center dianggap sudah menjawab tuduhan Ajip Rosidi terhadap dirinya bahwa tidak mungkin seorang plagiator diloloskan mendapat Habibie Award.

Nina sendiri merupakan pemenang Habibie Award 2015. Sementara Wakil Sekretaris Yayasan SDM Iptek Habibie Center, Hadi Kuntjara, mengatakan setiap tokoh yang mendapat Habibie Award sudah melalui mekanisme penilaian baik oleh pihak yang mengusulkan maupun oleh dewan juri yayasan.

Bahwa para calon penerima Habibie Award diusulkan oleh institusi (universitas) di mana para calon bekerja atau oleh perorangan. Institusi mencalonkan ilmuwan terpilih dan tertinggi dalam bidangnya, dengan memperhatikan segi administratif dan telah memenuhi standar-standar keilmuan tinggi.

Selanjutnya Dewan Juri Yayasan SDM Iptek akan menilai calon yang diusulkan melalui sebuah proses seleksi. "Dewan Juri dalam penilaian melaksanakannya secara cermat dan berdasarkan standar-standar profesionalisme, landasan integritas serta etika keilmuan," kata Hadi Kuntjara.

Ada 21 Dewan Juri yang ada di SDM Iptek, antara lain Prof. Dr. Terry Mart (Bidang Ilmu Dasar), Prof. Dr. Sangkot Marzuki (Bidang Ilmu Kedokteran), Prof. Dr. DjokoHartanto, MSc. (Bidang Ilmu Rekayasa), Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA. (Bidang Ilmu Sosial), dan Prof. Dr. Taufik Abdullah (Bidang Ilmu Kebudayaan).

Sebelum penghargaan Habibie Award diserahkan kepada pemenang, Yayasan SDM Iptek terlebih dahulu mengirimkan surat kepada pemenang untuk menanyakan kesediaan menerima Habibie Award kepada yang bersangkutan.

Setelah pemenang bersedia secara sukarela menerima Penghargaan Habibie Award, maka yayasan menyampaikan hadiah berupa uang sebesar USD 25 ribu; Medali Habibie Award dan Sertifikat Habibie Award.

Penyerahan hadiah tersebut biasanya dilaksanakan setiap tahun bersamaan dengan penyelenggaraan Peringatan HUT The Habibie Center, dalam satu tema acara: Penganugerahan Habibie Award.

Dalam rilis tersebut disinggung mengenai pengembalian Habibie Award, meski tidak menyebut langsung bahwa yang mengembalikan itu adalah Ajip Rosidi.

"Mengenai pemberitaan di media akhir-akhir ini mengenai pengembalian hadiah Habibie Award oleh seorang pemenang kepada Yayasan SDM Iptek adalah merupakan hak sepenuhnya dari yang bersangkutan," ujar Hadi Kuntjara.

Yayasan menghargai hak tersebut, sepanjang yang bersangkutan bertindak secara sukarela dengan tanpa tekanan, sebagaimana saat Yayasan menanyakan kesediaan dari yang bersangkutan untuk menerima Habibie Award.

"Apa pun alasan yang bersangkutan mengembalikan Award adalah pendapat yang bersangkutan sepenuhnya," katanya.

Kredit

Bagikan