Ini tanggapan anak muda Bandung terkait maraknya isu PKI
Bandung.merdeka.com - Isu terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik. Tidak terkecuali di Bandung di mana sejumlah acara yang dituding berbau PKI harus dihentikan karena desakan ormas. Meskipun acara tersebut berlangsung di mimbar akademik atau ilmiah.
Mujia Rosyadi Idris (21) menyesalkan sejumlah acara yang dibatalkan atas desakan ormas tersebut. Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam semester enam ini menyatakan ormas yang mendesak pembubaran acara terkait wacana Marxisme telah salah sasaran.
"Mereka membaca Marxisme versi Orba, bahwa apa yang berbau Marx, berbau PKI itu disamaratakan," kata Mujia, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
Menurut dia, jika banyak anak muda yang mengkaji sejarah, PKI, maupun Marxisme justru baik bagi pola pikir anak muda itu sendiri.
"Dengan membaca itu kita bisa berpikir kritis. Dengan kritis kita akan tahu semua kebijakan yang tidak pro-rakyat," terang anggota Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini.
Dia melanjutkan, sudah tidak zamannya lagi anak muda Indonesia didoktrin negara untuk mengikuti paham tertentu dan membenci paham lainnya. Anak muda harus bebas berekspresi.
"Kita meminta kebebasan untuk berdiskusi dan berdialek, apa pun wacananya," katanya.
Menurut dia, acara-acara anak muda harus bebas dari desakan orang-orang intoleran. Orang-orang intoleran umumnya bertindak tanpa memiliki pemahaman yang utuh terkait isu yang ditolaknya.
"Sebenarnya mereka yang memberangus literasi dan kebudayaan apakah memiliki dasar kajian yang cukup untuk menjustifikasi kita sebagai pengikut PKI misalnya. Padahal beda bahasa PKI sebagai partai dan Marxisme sebagai ideologi. Jangan dipukul rata," ujarnya.