Zaman hight tech, berkebun pun bisa lewat HP

M Fadilah (baju kuning) peneliti dalam pameran PPTIK 3
Bandung.merdeka.com - Di zaman serba modern masyarakat perkotaan makin berjarak dengan berkebun, apalagi sawah. Penduduk makin padat lahan untuk bercocok tanam pun makin terbatas.
Di tengah keterbatasan ruang untuk bercocok tanam. Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) Institut Teknologi Bandung (ITB) berusaha menyajikan inovasi berkebun inovatif.
Inovasi tersebut bernama Vertical Garden Agriculture, sebuah terobosan yang memadukan sistem berkebun dengan teknologi mobile. Vertical Garden Agriculture dipamerkan dalam Pameran Hasil Penelitian di ITB, Bandung.
M. Fadilah, mahasiswa anggota tim Vertical Garden Agriculture, menjelaskan inovasi tersebut dibuat berdasarkan kondisi masyarakat perkotaan yang sibuk dan tidak memiliki ruang untuk berkebun.
“Meski mempunyai ruang, masyarakat kota biasanya tidak punya waktu berkebun,” jelas Fadilah, kepada Merdeka Bandung, di sela pameran, Sabtu (5/3).
Vertical Garden Agriculture saat ini baru terbangun 60 persen dan masih terus disempurnakan. Penyempurnaan terutama dilakukan di bidang sensor yang menghubungkan sistem tanaman hidroponik dengan software atau aplikasi handphone berbasis Android.
Dengan sensor tersebut aplikasi di handphone akan menganalisa kondisi tanama, misalnya kekurangan air atau pupuk. Pemberian air atau pupuk bisa dilakukan dengan jarak jauh karena Vertical Garden Agriculture berkat sambungan internet.
“Jadi ini untuk orang sibuk, mengurus tanaman yang ada di rumah bisa lewat HP. Misalnya nanam selada air, jika kurang air, nutrisi, atau kadar ph-nya tinggi, diatur lewat jaringan internet yang terkoneksi di HP. Lalu di HP tinggal pilih tambahkan air maka tanam akan bertambah airnya,” papar Fadilah.
Vertical Garden Agriculture dikerjakan tim dari PPTIK ITB yang berjejaring dengan berbagai lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Salah satu jaringan PPTIK ITB adalah Universitas Bandar Lampung (UBL).
Fadilah merupakan mahasiswa informatika UBL yang menjadi anggota tim pembuatan Vertical Garden Agriculture. Fadilah sendiri mengerjakan sensor pada Vertical Garden Agriculture. “Sekarang masih percobaan sensor, targetnya dalam dua tiga bulan sudah jadi,” katanya.
Menurutnya sasaran Vertical Garden Agriculture adalah masyarakat perkotaan seperti Jakarta dan Bandung. Tanaman yang bisa ditanam di sistem ini terutama sayuran dengan teknik hidroponik atau tanaman di yang ditanam dalam pipa PVC.
Vertical Garden Agriculture sendiri didefinisikan sebagai konsep keterpaduan antara teknik hidroponik dan teknologi yang menjadi model agrikultur modern. Konsep ini menggunakan aplikasi untuk merawat tanaman secara otomatis dengan media sebagai konsep agrikultur masa depan.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak