Pijar Mahir Tawarkan Tarif Pelatihan Hanya Rp17 Ribu Selama Agustus
Bandung.merdeka.com - Pijar Mahir yang merupakan platform pembelajaran digital menawarkan tarif pelatihan dengan harga sangat murah, yakni Rp17 ribu. Taris tersebut berlaku selama Agustus 2021.
Head of Product Pijar, Elnofian mengatakan, tarif murah itu diberlakukan sebagai upaya untuk memproyeksikan perluasan tenaga kerja terampil di Indonesia dalam momentum Hari Kemerdekaan tahun ini.
Strategi perluasan tersebut dilakukan diawali dengan memberi tarif pelatihan hanya Rp17 ribu per orang selama 1-31 Agustus atau diskon hingga 95 persen (rata-rata tarif normal Rp300 ribu) untuk demikian banyak kategori pelatihan yang menarik.
"Kami tawarkan pelatihan super terjangkau berkualitas dengan format Flash Sale untuk kategori pelatihan Mahir Teknologi, Mahir Digital, Mahir Marketing, Mahir Bahasa, UMKM, Mahir Pengembangan Diri, dan banyak lagi," kata Elnofian dari berita tertulis diterima Merdeka Bandung.
Elnofian memberikan contoh pelatihan daring super terjangkau yang ditawarkan adalah Kiat Menjalani Ujian CPNS 2021, pelatihan menjadi freelancer, pelatihan pengurusan keuangan pribadi, hingga pelatihan teknik terkait dasar-dasar fiber optic.
Selain itu, sambung dia, ada kursus daring dasar pembuatan desain iklan, UX Research dengan metode Heuristic Evaluation, mahir membuat infografis sederhana, dan tutorial membuat 3D Model bagi pemula.
"Prinsip kami di Pijar Mahir adalah semakin banyak orang Indonesia yang terampil dan siap masuk industri pekerjaan. Apalagi pada momen ulang tahun ke-76 Indonesia kali ini mengangkat tema tangguh dan tumbuh, yang bisa direfleksikan pada peningkatan keahlian talenta produktif Indonesia agar lebih mandiri memiliki daya saing dan memiliki keahliannya masing-masing" papar dia.
Elnofian melanjutkan program ini juga menjawab tantangan sumber daya manusia nasional. Merujuk daya World Bank, 55 persen masyarakat Indonesia tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja.
Oleh karena itu, sambung McKinsey Global Institute, Indonesia diperkirakan membutuhkan 113 juta tenaga kerja terampil pada tahun 2030 atau sekitar 3,7 juta per tahun.
Tantangan demikian besar karena dari angka prediksi World Bank itu mencakup 45 juta siswa sekolah dasar hingga sekolah atas per kejuruan, 7,5 juta mahasiswa, hingga 190 juta usia produktif di Indonesia.
"Sekalipun sudah sekolah dan kuliah, atau bahkan sudah bekerja, seluruhnya perlu penajaman dan pengasahan skill agar benar-benar siap di pasar tenaga kerja. Jadi, program Flash Sale kami ini adalah bagian membantu kita semua agar terus kompetitif," papar dia.