Dapat Hadiah 100 Gram Emas, Pemilik Kios Kecil Ini Bantu Pedagang Nasi Goreng
Bandung.merdeka.com - Tuti Nutbaeti, pemilik kios kecil yang didirikannya sejak tahun 2001 berhasil memenangkan hadiah 100 gram emas dari Mi ABC Selera Pedas melalui keikutsertaannya dalam Kampanye Pesta Hadiah Emas (Pedas) #SabarItuEmas pada Maret lalu.
Mendapatkan hadiah dalam jumlah yang tak sedikit, sebagian ia berikan kepada para pelanggannya, yakni para penjual nasi goreng keliling sebagai bingkisan THR Idul Fitri.
Hampir 20 tahun yang lalu, Tuti memutuskan untuk berdagang setelah sang suami harus berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan pengukur jalan di sebuah perusahaan swasta. Dengan mencairkan dana Rp3 juta yang telah lama ditabungnya, Tuti mendapatkan lokasi toko tak jauh dari area kamar petak kontrakan di Sukapada, Kecamatan Cibeunying, Bandung.
Mendapati para penyewa kontrakan mayoritas merupakan penjual nasi goreng keliling, dari mulanya menyediakan kebutuhan sehari-hari, Tuti mengalihkan fokus dagangan menjadi bahan baku pangan, seperti beras, minyak goreng, telur sampai mi telur. Suami Tuti pun melihat peluang dengan mengelola usaha suplai elpiji tabung bagi para penjual tersebut.
"Saya memulai berdagang dari anak bungsu belum genap berusia setahun, masih di gendongan. Sekarang, ia sudah kuliah tingkat pertama, dan saya tidak terpikir untuk menutup toko. Dari lapak kecil ini, keluarga saya bisa hidup. Bahkan, saya dan suami bersyukur sekali sudah bisa menguliahkan dua anak pertama kami sehingga mereka mampu mandiri,” papar Tuti.
Tak hanya itu, tanpa ia sadari ternyata hadirnya toko memudahkan para penjual nasi goreng keliling di sekitar lokasi untuk meneruskan usaha mereka. Apalagi sebagian besar merupakan perantau dari luar Bandung yang harus bertahan mencari nafkah di kota besar.
Tak jarang, para penjual nasi goreng keliling di sekitar toko Tuti mengalami kesulitan berbelanja bahan baku karena ketiadaan modal. Tuti pun dengan ikhlas memberikan piutang bahan, bahkan terkadang pinjaman uang, agar mereka bisa lanjut berjualan.
"Sebagai sesama pengusaha kecil, saya merasakan apa yang mereka alami ketika dalam kondisi penuh keterbatasan. Terlebih di tengah pandemi seperti saat ini, dagangan para penjual nasi goreng keliling itu seringkali tak habis atau tak laku," paparnya.
"Karenanya, dengan kemampuan yang ada, saya tergerak untuk membantu. Daripada meminjam modal dari tempat lain dan harus membayar bunga, lebih baik para penjual itu mengambil bahan baku dari toko saya secara kredit. Mereka bisa melunasinya dengan bertahap. Ini juga bentuk balasan kecil saya kepada mereka yang sudah menjadi pelanggan," lanjut Tuti.