Untuk Palu, musisi Kota Kembang lelang barang kesayangannya
Bandung.merdeka.com - Sederet musisi Kota Kembang mengumpulkan barang kesayangannya untuk dilelang dalam hajatan Palu Naroso yang terselenggara di Car Free Day Dago, Minggu (21/10). Semua hasil lelang ini akan dikumpulkan dan langsung disumbangkan sebagai bantuan untuk para korban tsunami yang terjadi di Palu, Donggala, dan Sigi.
Hajatan yang diinisiasi oleh Keluarga Mahasiswa Sulawesi Tengah di Bandung ini merupakan bentuk kepedulian. Terlebih, dengan adanya lelang barang-barang dari sederet musisi lokal Bandung ini juga menjadi aksi nyata dari kepedulian warga Bandung terhadap para korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi.
Salah seorang musisi yang turut melelangkan barang kesayangannya untuk acara ini adalah Risa Saraswati. Musisi sekaligus penulis buku itu melelang sebuah foto berfigura yang menampilkan ia bersama para teman-teman tak kasat matanya. Risa memang dikenal sebagai anak indigo yang mampu melihat makhluk halus.
"Saya melelang figura foto saya bersama ‘anak-anak’ itu ada Jansen dan Hans. Ini termasuk barang favorit saya yang saya pajang bertahun-tahun. Untuk foto ini hanya orang-orang yang bisa ‘melihat’ saja untuk bisa melihat teman-teman saya itu," ujar Risa kepada Merdeka Bandung, Minggu (21/10).
Diketahui bahwa Risa memiliki lima sahabat tak kasat mata yakni Peter, William, Hendrik, Jansen, dan Hans. Dalam foto yang dilelangnya pun, hanya orang-orang indigo atau mereka yang memiliki indera ke enam saja yang mampu melihat sahabat-sahabat Risa dalam fotonya itu.
Tak hanya Risa, musisi lain yang juga melelangkan barangnya adalah Abah Andris, Balum, Koil, Rosemary, Burgerkill, Tomtom The Titans, Pepep ST12, dan Pitoq. Acara ini juga diramaikan dengan penampilan dari Givani Gumilang feat Bandung Pop Punk (Allstar), Inkmary, Stand Here Alone, Iman Jimbot, dan UKM Embun Tel-U.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Palu Naroso, Ghany Anugrah Muhammad Anais menuturkan, diselenggarakannya kegiatan ini atas latar belakang banyaknya mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang mengenyam pendidikan di Kota Bandung. Tak sedikit dari keluarga para mahasiswa ini menjadi korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi.
"Kami para mahasiswa perantau yang ada di Bandung ini banyak yang berasal dari Palu dan memiliki sanak saudara menjadi korban bencana di sana. Dengan adanya acara ini, kami berupaya memberikan semangat dan memberikan sumbangsih dalam bentuk donasi uang untuk para korban," jelas Ghany.
Kata dia, hingga saat ini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp 5 juta. Rencananya, donasi yang terkumpul akan disalurkan kepada pihak Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk kemudian langsung diserahkan kepada para korban bencana. Hingga saat ini, pihaknya masih membuka peluang bagi siapa saja yang ingin berdonasi.