Jalur pedestrian 'Palestine Walk' diresmikan di Bandung

user
Endang Saputra 14 Oktober 2018, 11:23 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jalur pedestrian 'Palestine Walk' hadir di Bandung. Palestine walk yang berbentuk taman sepanjang 100 meter ini merupakan simbol dukungan masyarakat Indonesia khususnya Bandung untuk rakyat Palestina.

Peresmian dihadiri langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Palestina, Dr. Riad Malki dan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, di Jalan alun-alun Timur, Sabtu (13/10).

Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa Kota Bandung menyimpan sejarah besar bagi hubungan persahabatan Indonesia dan Palestina. Oleh karena itu, 'Palestine Walk' ini menjadi simbol persatuan dan dukungan penuh warga Kota Bandung dan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

"Palestine Walk menggambarkan dukungan dan komitmen masyarakat Indonesia, khususnya Kota Bandung terhadap perjuangan rakyat Palestina dan sebagai pengingat agar semangat perjuangan tersebut tetap beresonasi di hati kita," ujar Retno.

Kota Bandung adalah salah satu kota yang erat dalam sejarah dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. Pada tahun 1955, Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama yang salah satunya menghasilkan dukungan negara-negara Asia dan Afrika untuk Palestina. Semangat perjuangan itu dinyatakan kembali dalam pertemuan KAA tahun 2005 dan tahun 2015 di Kota Bandung.

"Tugu Monumen KAA sebagai salah satu titik akhir Palestine Walk melambangkan harapan pencapaian kemerdekaan Palestina yang menjadi tujuan besar negara-negara anggota KAA. Dukungan bangsa Indonesia tidak akan pernah luntur hingga Rakyat Palestina memperoleh kemerdekaannya, Palestina selalu ada dalam nafas diplomasi Indonesia," kata Retno.

Wali Kota Bandung Oded Mohamad Danial mengatakan,Palestina adalah satu-satunya negara di Asia-Afrika yang belum berdaulat pasca Konferensi Asia-Afrika di Kota Bandung. Indonesia masih punya utang untuk bersama-sama memiliki tanggung jawab dengan saudara-saudara di Palestina.

Oded mengapresiasi dan berterima kasih Kota Bandung terpilih dalam rangkaian acara bersejarah ini. Ia berharap, acara ini dapat mempererat persaudaraan Indonesia dan Palestina. Terlebih lagi Palestina merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

"Ini merupakan simbol dukungan Indonesia terhadap Palestina. Landscape memorial ini juga merupakan monumen persahabatan kedua negara. Saya berjanji, selaku Wali Kota Bandung, akan menjaga dan merawat jalan ini sebagai simbol persahabatan dua negara. Semoga acara ini menghadirkan spirit agar rakyat Palestina cepat mendapat kemerdekaan. Dengan memohon rahmat Allah SWT, kita berharap Palestina akan segera merdeka," ucapnya.

Di tempat yang sama Menteri Riad juga mengungkapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Indonesia dan Kota Bandung atas dukungan terhadap rakyat Palestina.

"Saya sampaikan salam dari saudara-saudara Anda di Palestina, yang setiap hari, setiap jam, setiap detik terus berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan," tutur Riad.

Baginya, Kota Bandung selalu menjadi tonggak sejarah perubahan dunia. Saat Konferensi Asia Afrika, pertemuan para pemimpin Asia dan Afrika telah mengubah paradigma dunia akan kemerdekaan. Kini, langkah kecil pembuatan Palestine Walk ini juga sangat berarti bagi mereka.

"Tahun 1955 saya lahir, dan hari ini saya berdiri di tempat bersejarah ini. Percayalah, 1955 Bandung telah mengubah dunia. Maka, langkah ini juga dapat membantu kami untuk mengubah dunia dan semakin mendekatkan kami pada kemerdekaan," katanya.

Peresmian tersebut merupakan rangkaian dari Indonesian Solidarity Week for Palestine yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI, 13-17 Oktober 2018. Acara ini menjadi wujud ungkapan solidaritas Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.ITB kirim ahli ke Palu bantu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dan tsunami

ITB bekerjasama dengan pemerintah, instansi dan lembaga penelitian guna menyediakan data dasar untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa.

Institut Teknologi Bandung (ITB) telah membentuk tim satgas yang bertugas melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pasca bencana gempa dan tsunami di Palu Sulawesi Tengah. Tim ini akan bertugas membantu proses tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Bersama Pusat Studi Gempabumi Nasional (PuSGeN) Kementerian PUPR, LIPI dan lembaga lainnya, tim awal dari ITB telah berangkat menuju Palu sejak Selasa (9/10) lalu. Selain meneliti juga melakukan survei lokasi untuk tim selanjutnya dari ITB. Tim tersebut ada yang bertugas selama tiga hari dan beberapa hari ke depan.

Tim awal gabungan ITB dan PuSGeN ini di antaranya terdiri atas para ahli di bidang masing-masing yakni, Geoteknik, Dr. Hamzah Latief dari KK Oceanografi, Dr. Irwan Meilano dari Geodesi, Dr. Astyka Pamumpuni dari Geologi, Dr. Indra Gunawan dari Geofisika, Prof. Masyhur Irsyam dan Adhika Sahadewa, Ph.D., dari KK Rekayasa GeoTeknik FTSL. Para ahli tersebut akan berfokus pada survei dampak dari tsunami, meneliti sesar Palu-Koro penyebab gempa, survei longsoran dan likuifaksi.

"Keberangkatan tim awal ini bergabung bersama tim PuSGeN bertujuan untuk membantu pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR dan mudah-mudahan data yang kita peroleh bisa digunakan oleh kementerian lainnya juga," kata Sekretaris bidang Pengabdian - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB, Dr. Irwan Meilano seperti dikutip laman ITB.

Irwan mengatakan, dalam survei tersebut, ITB bekerjasama dengan pemerintah, instansi dan lembaga penelitian guna menyediakan data dasar untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa. Sesudah tim awal ini selesai, tim lanjutan akan datang untuk lebih fokus terkait dengan membantu dalam pembuatan hunian sementara serta sanitasi pasca bencana.

"Persoalan besar di sini adalah rumah relokasi, yaitu mencari hunian sementara yang aman terutama dari bahaya longsoran atau likuifaksi dan juga gempa-gempa susulan, nah itu yang sedang kita cari. Semoga data yang dikumpulkan dapat membantu pemerintah untuk keperluan ini. Kemudian akan berangkat juga dalam waktu dekat tim yang akan membantu pembuatan hunian sementara" kata dia.

Selain itu, tim berencana untuk melakukan pemetaan wilayah kerusakan melalui foto udara dengan memakai pesawat drone juga akan dilibatkan. Tim tersebut dapat melakukan pemetaan cepat dalam rangka menyediakan peta bagi proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa. Sementara terkait masalah air, Irwan menyebut yim ITB lebih memilih berfokus pada penyediaan alat penjernih air.

Kerjasama dengan Universitas Tadulako

Selama melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Palu, ITB juga akan bekerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad) sebagai partner dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa terutama untuk penyediaan hunian sementara. Pertemuan awal telah dilakukan kemarin bersama ketua LPPM Universitas Tadulako.

"Tim pembuatan hunian sementara tersebut akan bekerjasama dengan Universtias Tadulako, juga dalam hal persoalan sanitasi karena itu menjadi persoalan yang klasik di daerah pengungsian bencana. Jadi tim hunian sementara itu akan bekerjasama dengan tim sanitasi," katanya.

Kredit

Bagikan