Para peneliti level nasional hadir di acara Forum Riset Life Science Nasional

user
Endang Saputra 10 September 2018, 15:40 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Bio Farma akan kembali mengumpulkan para peneliti level nasional untuk berdiskusi dalam acara Forum Riset Life Science Nasional (FRLN). Acara tersebut akan diselenggarakan di Jakarta, Kamis (13/9) mendatang.

Mengusung tema ‘Riset dan Inovasi Bidang Life Science yang Berkelanjutan di Indonesia’, kegiatan ini bertujuan membangun sinergi antara Pemerintah, Perguruan Tinggi, Industri serta Komunitas pendukungnya, sebagai upaya mempercepat pengembangan vaksin dan produk life science oleh para peneliti di dalam negeri.

Direktur Riset dan Pengembangan Bio Farma Adriansjah Azhari mengatakan, sesuai dengan Instruksi Presiden No 6 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Bio Farma terus melakukan upaya percepatan dan kemandirian dalam pengembangan produk vaksin dan life science.

"Ini misi besar Bio Farma untuk bangsa. Kami ingin menjadi lokomotif riset life science di Indonesia. Bio Farma tengah bekerja keras mempercepat hilirisasi dan peluncuran produk life science hasil riset peneliti dalam negeri melalui kerjasama yang erat dengan Pemerintah, termasuk dengan badan regulator, dan merangkul para peneliti dari akademisi, lembaga riset, maupun komunitas. Saya optimis dengan kerjasama yang baik, aktifitas riset para peneliti nasional bisa menghasilkan produk-produk baru tepat waktu dan sesuai kebutuhan masyarakat luas," ujar Adriansjah saat jumpa pers, Senin (10/9).

Adriansjah yang juga seorang pakar current Good Manufacturing Practice (cGMP), dan pernah menjadi tenaga ahli CPOB BPOM, mengatakan bahwa dirinya mewakili Bio Farma sangat bangga dengan pencapaian FRLN.

"Peneliti life science Indonesia kemampuannya tidak kalah dari peneliti negara maju. Bangsa Indonesia layak bangga pada prestasi rekan-rekan peneliti yang di tengah berbagai keterbatasan masih mampu menunjukkan hasil kerja nyata. Nanti pada saat FRLN 2018 akan ada peluncuran prototipe kit HbsAg dan dan kit antiHBsAg hasil karya peneliti FRLN, yang masing-masing berfungsi untuk mendeteksi virus HbsAg dan mendeteksi keberhasilan imunisasi," jelas dia.

Sementara itu, Peneliti senior Bio Farma sekaligus Ketua Panitia FRLN 2018, Neni Nurainy menjelaskan lebih lanjut bahwa kit hasil kolaborasi antara Bio Farma, dan ITB tersebut merupakan penelitian lanjutan dari Konsorsium Hepatitis B yang terdiri dari Lembaga Eijkman, ITB, BPPT dan Bio Farma.

"Kit HbsAg memiliki keunggulan dibanding kit diagnostik tipe screening yang ada di pasaran, yaitu mampu mendeteksi titer virus secara kuantitatif. Sehingga hasil diagnosa yang didapat akan lebih akurat menggambarkan kondisi pasien yang diperiksa dibanding kit screening yang hanya memberi hasil positif dan negatif," katanya.

Kredit

Bagikan