MCF pertanyakan, kemampuan NU akan jadi mediator perdamaian Palestina -Israel

Direktur Moderation Corner Foundation (MCF), Khariri Makmun
Bandung.merdeka.com - Direktur Moderation Corner Foundation (MCF), Khariri Makmun, mempertanyakan optimisme Nahdlatul Ulama (NU) menjadi mediator perdamaian Palestina-Israel. Dia membandingkannya dengan beberapa hal.
Selain itu, kata Khariri ada beberapa pertanyaan dan catatan yang bisa diajukan untuk melihat kemungkinan NU melakukan kerja besar dalam proyek perdamaian Palestina - Israel, sehingga keinginan ini tidak terkesan bombastis, tetapi terukur sesuai kapasitas dan modalitas NU.
Pertama, kata Khariri modal sosial yang dimiliki NU. Pasalnya, banyak negara dan organisasi besar serta berpengaruh terjun langsung. Amerika Serikat, Rusia, Arab Saudi, PBB, dan OKI, misalnya. Tapi, hasilnya tetap tidak ada kemajuan.
"Kedua, kira-kira siapa tokoh NU yang berpengaruh di dunia internasional, yang dapat diandalkan untuk memimpin delegasi sebagai mediator perdamain?" kata Khariri dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Jumat (15/6).
Ketiga, lanjut Khariri sumber-sumber finansial konkret dan rasional yang dipunyai NU untuk mengelola negosiasi dan perundingan.
"Modal finansial yang kuat dan independen, sangat dibutuhkan untuk membiayai seluruh proses serta menjaga netralitas posisi NU," kata dia.
Selanjutnya, Khariri juga mempertanyakan solusi yang bakal ditawarkan tim mediator NU kepada kedua pihak.
"Apakah solusi two state solution atau tawaran lain?" tanya dia.
Dirinya menambahkan, NU memiliki tugas besar sebagai mediator perdamaian NU. Yakni, meyakinkan dan menyatukan seluruh pihak di dalam Palestina dalam satu front.
Palestina terbagi dua kubu, Hamas dan Fatah. Keduanya tidak pernah 'bertemu' dalam melihat penyelesaian damai Palestina-Israel.
"Mampukah NU menyatukan dua faksi yang berbeda ini?" ujarnya.
Apalagi, pertikaian Israel dan Palestina berlangsung sekitar 70 tahun lamanya. Bahkan, lanjut Khariri, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara pribadi pernah mengaku, angkat tangan dan merasa konflik tidak bisa diselesaikan.
Dia mengingatkan, hal-hal tersebut bukan untuk mempertanyakan kemampuan NU. Namun, ingin siapapun yang terlibat dalam perdamaian Palestina-Israel mempersiapkan diri secara serius. "Baik kapasitas sosial, finansial, intelektual, negosiasi, dan lain-lain," kata dia.
Katib Aam Suriyah Pengurus Besar NU (PBNU), KH Yahya Cholil Tsaqub, diketahui datang ke Israel menjadi pembicara, Minggu (10/6/2018). Kehadirannya memenuhi undangan American Jewish Committee (AJC).
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak