Diskar PB Bandung imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan untuk mencegah kebakaran

ilustrasi
Bandung.merdeka.com - Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung, Ferdy Ligaswara mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dengan beragam potensi kebakaran. Ia menyebutkan, 92 persen penyebab kebakaran adalah akibat hubungan arus pendek. Selebihnya adalah faktor lain, termasuk ledakan gas elpiji. Oleh karena itu, ia mengimbau untuk memeriksa instalasi listrik.
"Kalau ada yang rusak, segera perbaiki oleh petugas yang ahli," ujar Ferdi kepada wartawan.
Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati terutama pada saat Ramadan datang. Statistik menunjukkan bahwa potensi kebakaran meningkat saat bulan puasa.
"Sangat manusiawi mereka lengah karena harus bangun lebih pagi dan memasak. Maka harus lebih berhati-hati. Jika mencium bau gas, segera buka ventilasi dan jendela lebar-lebar,"katanya.
Selain itu, Ferdi menganjurkan warga memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di tiap-tiap rumah. Hal tersebut berguna untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran kecil.
"Karena api besar dimulai dari api yang kecil. Maka sebisa mungkin ada APAR, apalagi di lokasi yang padat penduduk," ucap Ferdi.
Berdasarkan pantauan BMKG, wilayah Kota Bandung saat ini sedang memasuki masa Pancaroba, peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Dengan adanya peralihan ini cuaca panas akan lebih mendominasi.
"Bandung saat ini sedang di masa pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Curah hujan secara bertahap berkurang dan cuaca dominan cerah," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya.
Menurut Tony, wilayah Bandung akan memasuki awal musim kemarau di Awal Juni 2018. Di masa peralihan ini juga akan diikuti dengan potensi angin kencang, terutama di siang dan sore hari.
"Angin mulai dominan bertiup dari arah timur, salah satu ciri musim kemarau akan segera mulai. Masyarakat perlu antisipasi potensi cuaca yang sering berubah di masa pancaroba, menjaga kesehatan. dan bersiap memasuki awal musim kemarau. dengan berhemat air," ucapnya.
Tony mengungkapkan, secara umum di wilayah Jawa Barat musim kemarau akan berlangsung selama enam bulan dari Juni sampai November. Namun setiap daerah memiliki durasi yang berbeda-beda.
Sebelumnya, kebakaran menghanguskan 26 rumah warga di Jalan Karees Kulon, RW 06, Kelurahan Malabar Kecamatan Lengkong, Kamis (3/5) siang kemarin. Selain menghanguskan rumah, dalam peristiwa kebakaran ini juga mengakibatkan seorang bocah berusia lima tahun meninggal dunia.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak