Majalaya juga punya tenun, tapi sayang belum tenar di Jabar

user
Mohammad Taufik 04 Oktober 2017, 19:12 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Selama ini, Sumatera, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai penghasil tenun dengan kualitas jempolan. Namun, Jawa Barat juga rupanya memiliki tempat produksi tenun yang tak kalah bila dibandingkan dari segi kualitas. Yakni dari Majalaya.

Jawa Barat sendiri sebenarnya dikenal sebagai penghasil batik. Ada banyak sekali motif batik seperti dari Cirebon, hingga Pangandara. Namun, tenun masih belum familiar.

Tenun Majalaya ini sebenarnya sudah hadir sejak lama, namun eksistensinya masih kurang hingga saat ini. Bahkan, di Jawa Barat sendiri tenun produksi Majalaya yakni Rio Tenun Padaringan ini masih kurang familiar.

Penjualan tenun produksi Padaringan ini justru lebih diminati oleh warga Sumatera, dan Kalimantan. Tentu hal tersebut sangat disayangkan karena lokasi produksinya yang ada di Jabar, seharusnya warga Jabar mampu memberikan apresiasi lebih atas produksi tenun ini.

"Dijual banyaknya ke Medan, Sulawesi, dan Kalimantan," ujar Mekanik Rio Tenun Padaringan, Yuyu Wahyudi kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara Taman Sari Batik Festival 2017 di Graha Manggala Siliwangi, Rabu (4/10).

Dibanderol dengan harga Rp 200ribu untuk setiap 2,5 meter kain, konon tenun asal Majalaya ini bisa dijual hingga Rp 700ribu di Medan. Itu artinya, tenun di sana mampu diapresiasi dengan baik.

Cirikhas dari tenun Majalaya ini adalah warnanya yang cenderung gelap dan motifnya menyerupai sarung. Sehari, pihaknya mampu memproduksi minimal 50 potong tenun dengan total pekerja sebanyak 20 orang.

Tak hanya diproduksi dengan mesin, ada pula yang diproduksi dengan tangan atau menggunakan teknik tradisional. Hingga saat 10 pekerja tenun tradisional yang mampu menghasilakn sehelai kain dalam waktu seminggu.

"Penjualan tenun buatan tangan ini penjualannya kurang, seminggu hanya satu palingan. Dijualnya Rp 750ribu. Dulu sempat ramai tahun 2010, sekarang menurun jauh. Mungkin karena banyaknya kain-kain dari luar negeri yang murah-murah jadi penjualan kain buatan tangan semakin menurun," terang dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Giselawati Mizwar mengatakan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan penjualan tenun Majalaya khususnya diwilayah Jawa Barat.

"Tenun ini kurang promosinya, beda sekali dengan batik Jawa Barat yang dangat terkenal. Makanya kami berusaha untuk menggalakkan lagi tenun di Jawa Barat karena ternyata Majalaya ada produksi tenun dan memang kualitasnya juga bagus," papar Gisela.

Kredit

Bagikan