Atasi banjir, sungai di sekitar Rancaekek dikeruk
Bandung.merdeka.com - Banjir yang kerap menyergap kawasan Kahatex di Rancaekek, Kabupaten Bandung kerap mengganggu berbagai aktivitas warga. Sebagai jalan nasional penghubung jalan selatan Jawa, kawasan tersebut juga tak jarang membuat lumpuh lalu lintas kendaraan.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum saat ini tengah melakukan penanganan darurat banjir Rancaekek. Salah satu yang dilakukan yakni melakukan pendalaman Sungai Cikijing sepanjang 750 meter atau 250 meter dari arah Kahatex hingga jembatan, serta 500 meter dari jembatan.
"‎Jadi seperti penanganan Cimande, Sungai Cikijing, kemudian Sungai Cikeruh. Itu kan berdasarkan rencana BBWS itu kan akan dilebarkan tapi karena proses pembebasan tanahnya belum selesai maka Sungai Cikijing, Cimande, Cikeruh itu dilaksanakan pengerukan dengan harapan bahwa paling tidak bisa mengalirkan debit banjir yang ada," kata‎ Kepala Dinas PSDA Jawa Barat Nana Nasuha, di Bandung, Selasa (4/4).
Penanganan itu, kata dia, hanya bersifat darurat. Sedangkan jangka panjang pihaknya sudah mengantongi skenario penanganan permanen banjir Rancaekek.
Menurut dia,‎ pengerukan sungai tersebut tetap dipantau pengaruhnya. Namun saat ini karena hujannya relatif tidak deras dengan demikian belum terlihat efektivitasnya. "Sekarang pengerukan belum terlalu terlihat. Nanti kalau ada curah hujan yang besar durasi lama maka nanti bisa dilihat efeknya," ujarnya.
Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa mengatakan, pihaknya pun mendukung pekerjaan darurat yang dilakukan BBWS. Di antaranya menyediakan mess untuk operator penyedot air di Kahatex‎ agas Stand by selama 24 jam. Untuk tahap pertama Cikijing sedang dalam proses pengerjaan. Namun untuk Cikeruh ada yang menahan, yaitu jembatan kereta api dan jembatan kendaraan.
"Jembatan kendaraan ini jalannya jalan Kabupaten Bandung. Pengerukan tidak bisa selesai mengingat jembatan itu memang rendah. Solusinya jembatan akan ditinggikan oleh BBWS. Karena kalau mengandalkan APBD dari Kabupaten Bandung prosesnya sangat lama," tuturnya.
Dengan demikian, lanjut Iwa, mengingat jembatan tersebut milik Kabupaten Bandung maka izin untuk dibongkar dan dibangun meninggikan perlu dari bupati. Pihaknya mengharapkan Dadang Naser mengizinkan pembongkaran sekaligus meninggikan jembatan.
"Pelebaran dan juga perbaikan dan sebagainya itu perlu dilakukan untuk menghitung debit air yang dilalui sehingga berapa dimensi drainase tersebut. Kalau sudah ada maka diajukan untuk dilakukan. Sementara ini darurat melakukan normalisasi sesuai dengan anggaran yang ada," ujarnya.