Kota Bandung resmi bentuk Perseroan Daerah Bandung Infra Investama


Ridwan Kamil
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung resmi memiliki perusahan perseroan daerah bernama Bandung Infra Investama (BII). Pendirian badan usaha milik daerah yang sifatnya perseroan ini resmi dibentuk setelah disahkan melalui Perda yang diputuskan dalam sidang Paripurna Pendirian Perusahaan Perseroan Daerah Bandung Infra Investama di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Kamis (10/11).
"Pemerintah Kota Bandung mempunyai Perda yang akan melahirkan satu unit kerja yang ditunggu-tunggu, yaitu Perusahaan Daerah Bandung Infra Investama yang akan mengelola semua aset-aset yang nanti dikembangkan," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kepada wartawan.
Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, ada tiga sektor utama yang akan menjadi fokus utama Bandung Infra Investama ini. Tiga bidang tersebut yakni sektor transportasi, properti dan infrastruktur.
"Aset-aset yang nanti dikembangkan menjadi properti, seperti apartemen rakyat. Kemudian di bidang transportasi membantu di bidang cable car, LRT dan lain-lain. Ketiganya di bidang infrastruktur khususnya telekomunikasi. Nah mudah mudahan tiga sektor ini yang selama ini tersendat-sendat karena mungkin APBD juga kurang dan infrastruktur dalam kerjasama pemkot juga memakan waktu terlalu lama, dengan perusahaan ini Insya Allah dengan lebih baik dan ujungnya pelayanan kepada masyarakat bisa lebih cepat dan merata," kata Emil.
Emil mengungkapkan, Pemkot Bandung memberikan dana penyertaan modal sebesar Rp 30 miliar untuk modal awal. "Penyertaan modal ada sekitar Rp 30 miliar. Itu modal awalnya saja. Intinya tugasnya mengelola aset-aset pemkot. Tanah tanah pemkot yang selama ini nganggur kita aktivasi," katanya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto, mengatakan dengan keberadaan perusahaan Bandung Infra Investama ini akan menjadi pintu masuk progress pembangunan menjadi business to business (b to b), tidak lagi government to business (g to b).
"BII memberikan ruang agar daerah melakukan hal bisnis, mengembangkan ruang b to b. Misalkan mau bangun rumah sakit menggunakan skema b to b. Jadi bisa join dengan BUMN, yang join BII-nya bukan pemerintah," ujarnya memungkasi.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak