Pameran Seni Rupa Jawa Barat ditargetkan jadi hajat tahunan

user
Farah Fuadona 25 Agustus 2016, 17:12 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jawa Barat terutama Bandung menjadi salah satu pusat seni rupa Indonesia. Sayangnya provinsi ini belum memiliki hajat rutin berupa pameran tahunan (annual) maupun (biennial).

Bahkan Jawa Barat kalah cepat dengan Padang dan Makassar yang sudah memiliki biennial. Dengan kondisi tersebut, Pameran Seni Rupa Jawa Barat Barat, Zona#1: Versi/Resepsi ditargetkan bisa menjadi annual. “Pameran ini mudah-mudahan jadi berkala tahunan,” kata Diyanto saat berbincang dengan Merdeka Bandung di sela pameran Zona#1: Versi/Resepsi di Thee Huis Gallery – Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Selatan, No.53 A, Bandung, Kamis (25/8).

Pameran tahunan penting bagi perkembangan seni rupa. “Tujuan kita dengan merancang ke annual ingin lihat raut seni rupa Jabar. Ini langkah awal atauembrio yang bisa gulirkan itu,” jelasnya.

Ia mengakui, tidak adanya hajat tahunan seni rupa di Jabar menjadi salah satu kegelisahan seniman. “Jabar selama ini gagal membangun itu. Malah di Makassar dan Padang sudah punya biennial. Poblem Jabar komplek. Mudah-mudahan pameran seni rupa Jawa Barat ini menjadi salah satu cara,” katanya.

Ke depan, pameran Seni Rupa Jawa Barat akan mengusung tema zona-zona lainnya. Sedangkan pada Zona#1: Versi/Resepsi ini diikuti 87 seniman dari berbagai tempat di Jawa Barat, mulai Subang, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Jatiwangi, Tasikmalaya, Garut dan lain-lain. “Ke depan akan ada zona 2, zona 3 dan seterusnya. Di zona 1 ini kita mengetengahkan isu keberagaman,” ujarnya.

Isu keberagaman lahir dari gagasan kritikus seni Indonesia Sanento Yuliman. Dalam catatan kurator pameran, Sanento mengemukakan pertanyaan bagaimana kita mesti paham jalan sejarah berbeda-beda dari berbagai tradisi seni rupa kita di tanah air?
 
“Yaitu tradisi­tradisi seni rupa yangmenunjukan kenyataan berbagai kebudayaan etnik, yang tumbuh di desa dan di kota, serta mencerminkan berbagai golangan dan lapison sosial. Bisakah kita terima seluruh versi tentang urutan-urutan nilai (estetis) yang berbeda-beda itu, dalam rangka menjelaskan jenis-jenis atau cabang-cabang seni rupa di Indonesia secara tertentu?"
 
Diyanto melanjutkan, dari catatan itulah pameran Zona 1 lahir. “Kita undang teman-teman seniman untuk menyampaikan versi dan persepsinya. Versi adalah artikulasi dari ruang dan berbagai praktik rupa di Jabar. Lalu persepsinya kita perlu mengadakan diskusi,” ujarnya.

Kredit

Bagikan