Das Kopital, kopi anak muda Bandung yang lebih dari sekedar style

Das Kopital
Bandung.merdeka.com - Kafe dan kopi sudah menjadi style di kalangan muda. Begitu juga di Bandung, banyak kafe bermunculan yang menawarkan beragam konsep ngopi menarik.
Das Kopital menjadi salah satu kafe yang menjalankan konsep unik. Kafe yang digagas komunitas Rakapare di Jalan Tekukur 17 Bandung itu berusaha mempraktekan perlawanan terhadap kapitalisme. Namanya juga Das Kopital, plesetan dari buku Das Kapital karya filsuf Jerman, Karl Marx. Perlawanan dilakukan melalui kopi.
Barista Kafe Das Kopital, Alfina Juhansyah, menyebutkan Kafe Das Kopital merupakan bagian dari koperasi organisasi penelitian sosial Rakapare.
"Ini usaha kolektif Rrakapare. Organisasi ini mencita-citakan sinergitas dengan petani kopi," jelas Alfina saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
Kopi yang diseduh di Kafe Das Kopital langsung didapat dari petani kopi. Hal ini berbeda dengan kafe-kafe yang menjamur di Bandung di mana kopinya berasal dari distributor kopi.
Lewat sistem pengadaan ala Das Kopital, sistem distribusi kopi otomatis dipangkas. Petani kopi bisa langsung menjual kopinya ke kafe, tanpa melalui tengkulak atau perusahaan distributor kopi yang harganya sangat mencekik.
"Sehingga harga yang didapat petani kopi menjadi lebih besar," jelas Alfina.
Dengan sistem itu petani bisa menjual buah kopinya Rp 10 ribu per kilogram, green bean Rp 90 ribu, dan kopi yang sudah roasting Rp 120 ribu. Pilihan harga ini jauh dengan yang ditawarkan para tengkulak yakni Rp 7 ribu per kilogram.
Saat ini Das Kopital baru mengambil kopi dari petani kopi Malabar dan Sunten Jaya. Kopi lainnya bekerjasama dengan organisasi yang menjadi jejaring Rakapare.
Sehingga kopi yang tersedia di Kafe Das Kopital cukup beragam, terutama kopi-kopi Jawa Barat atau Java Preanger. Ada juga kopi Kintamani, Gayo dan lainnya. "Semua itu kita buat dengan manual brewing," kata Alfina.
Dengan konsep tersebut, anak muda tak sekedar nongkrong menikmati kopi sebagai style. Sebab membeli kopi di Das Kopital sama dengan memajukan petani kopi sekaligus memangkas tengkulak atau kapitalis.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak