Dejilbab, brand hijab baru 'anti bakteri dan jamur' produksi Bandung

user
Mohammad Taufik 04 Februari 2016, 13:47 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Perkembangan bisnis hijab bukan hanya menyasar kebutuhan syar'i dan fesyen saja, tetapi juga dari sisi kesehatan.

Begitu juga di Bandung. Salah satu brand yang menggarap hijab dari sisi kesehatan adalah Dejilbab. Perusahaan yang berpusat di Jalan Logam - Buanasari Raya, Bandung itu mengusung tagline 'Hijab Anti Bakteri Anti Jamur Pertama Di Indonesia'.

Dejilbab membuka cabang di Jalan Buahbatu, Bandung. Di toko itu beragam jenis jilbab dan hijab berderet rapi. Semua jilbab dan busana muslim dibuat dengan bahan dan teknologi yang menahan bakteri.

"Bahannya cepat menyerap keringat, tidak akan tumbuh jamur," kata Meli Anggraeni, karyawati Dejilbab Complety Hijab, kepada Merdeka Bandung, Kamis (04/02).

Selain itu, kata dia, jika dicuci sendiri hijab tersebut tidak akan bau apek. Pada musim hujan cucian biasanya lama kering dan menimbulkan bau apek. Namun tidak demikian halnya dengan produk Dejilbab. "Produk kami sudah diuji secara laboratorium," katanya.

Kain yang digunakan terbuat dari serat mikro fiber yang diproses agar mudah mengeluarkan panas dan digin saat dipakai.

Respon konsumen terhadap produk-produk Dejilbab, menurut Meli cukup baik. Biasanya konsumen mencoba membeli satu produk, jika cocok mereka akan balik lagi membeli. "Dari 10 pembeli, kebanyakan balik lagi. Katanya produknya enak, jadi mereka balik lagi," katanya.

Dalam sehari, Dejilbab bisa menjual hingga 25 pcs dengan harga antara Rp 44.900 untuk kerudung hingga Rp 190 ribu sampai Rp 1,5 juta untuk busana. "Soal harga kita menyediakan yang standar sampai yang mahal," ujarnya.

Model kerudung yang diproduksi terdiri tiga jenis, yakni; pasmina, kerudung segi empat, dan jenis bergo. Sedangkan pakaian terbagi dua, yakni kasual dan formal.

Kredit

Bagikan