Makna 'The Power of Money' dalam pameran Resemblance

user
Farah Fuadona 02 Januari 2017, 22:35 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Nanang Afandi unjuk gigi. Lewat karya bertajuk "The Power of Money", mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual semester tujuh Universitas Komputer Indonesia (Unikom), ia turut serta dalam pameran bertajuk Resemblance.

Titik Temu Art Space yang menjadi ruang pameran pun dimanfaatkan Nanang. Baginya "The Power of Money" merupakan cerminan dirinya dan kaum urban kebanyakan. Lewat karyanya ia bercerita bahwa dewasa ini manusia sudah diperbudak oleh makhluk jahat bernama Mamon.

Dimana Mamon yang tergambar dalam sosok berwarna merah itu merupakan iblis yang mempengaruhi manusia lewat uang. Pengaruh uang yang sangat besar membuat sebagian orang bekerja, gajian, kemudian menghamburkannya dengan waktu secepat kilat.

"Salah satu contohnya adalah banyak orang kerja mati-matian sampai lembur dan kurang tidur. Tapi saat sudah gajian langsung habis uangnya membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu penting, atau bahkan hanya untuk hiburan semata," ujar Nanang kepada Merdeka Bandung, Senin (2/1).

Sebenarnya, tak ada salahnya jika mereka yang memiliki uang menikmati hasil jerih payahnya. Namun, jangan sampai diperbudak oleh uang dan justru hidup dalam bayangan kenikmatan duniawi saja.

"Bikin karya ini idenya dari kehidupan anak-anak zaman sekarang. Buat orang yang enggak bisa mengatur uang dengan baik. Makanya kenapa keuangannya tidak berkembang, ya seperti gitu-gitu saja. Ini adalah mitologi nyata yang sebenarnya saya alami juga," katanya.

Sementara itu, tak hanya Nanang yang turut ambil andil dalam pameran yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Glosium dari Unikom itu. Masih ada enam seniman lainnya yang juga memamerkan karyanya dalam pameran yang diselenggarakan di Jalan Gatot Subroto itu.

Kredit

Bagikan