Antisipasi teroris, Ridwan Kamil perkuat pengamanan wilayah

Oleh Farah Fuadona pada 11 Januari 2016, 17:33 WIB

Bandung.merdeka.com - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggerebek sebuah rumah terduga teroris di Jalan Mengger Girang, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, pada Minggu (10/1) kemarin. Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan akan memperkuat keamanan di tingkat kewilayahan.

"Jadi kita memperkuat pengamanan wilayah dengan menempatkan tiga hal. Satu, Brigadir RW akan diintensifikasikan. Kemudian akan ada 1500 petugas ketertiban yang nantinya dilibatkan mengelola keamanan di wilayah masing-masing. Ketiga, kerjasama dengan masyarakat yang terhimpun di komunitas Jaga Lembur," ujar Ridwan kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (11/1).

Dia menuturkan khusus untuk 1500 petugas ketertiban akan ditempatkan di 151 kelurahan yang ada di Kota Bandung. Untuk satu kelurahan rencananya akan ditempatkan 10 petugas. Petugas ketertiban ini merupakan warga sipil yang bertugas untuk menjaga keamanan di masing-masing wilayahnya.

"Kombinasi petugas yang dibayar oleh Pemkot dengan petugas polisi dan masyarakat diharapkan penjagaan keamanan di level RT akan jauh lebih kuat," katanya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan seluruh ketua RW yang ada di Bandung.

" RW juga akan dikumpulkan  agar lebih proaktif terhadap orang-orang yang datang tanpa lapor 1x24 jam,"ucap Emil.

Terlebih lagi lanjut dia, pada tahun 2016 ini, pihaknya juga akan mengeluarkan indeks kemasyarakatan untuk setiap warga Bandung. Dengan adanya indeks kemasyarakatan, akan diketahui partisipasi warga terhadap kegiatan yang dilakukan di masing-masing wilayah oleh ketua RT/RW setempat.

"Setiap rumah mau dikasih rapor. Jadi setiap rumah akan terlacak namanya di raport indeks kemasyarakatan. Seberapa banyak dia ikut aturan dan seberapa banyak dia ikut kegiatan kemasyarakatan," katanya.

Dengan adanya konsep ini diharapkan bisa menyisir peluang orang-orang yang memiliki niat untuk merusak Kota Bandung yang kondusif.

"Jadi mudah-mudahan tidak terjadi lagi sumber kejahatan datang dari mereka yang bermukim di Bandung termasuk yang di Regol itu," ujar dia.