Dose Hudaya, pemersatu musisi Bandung
Dose Hudaya
Bandung.merdeka.com - Dikenal sebagai salah satu kota penghasil musisi ternama, Bandung punya segudang musisi berkelas di berbagai genre. Banyaknya musisi yang terlahir dari Bandung tentu bukan hal mudah untuk menyatukannya. Namun, itulah tugas yang dijalani oleh Dose Hudaya. Ia mendapat amanat untuk menyatukan musisi asal Kota Kembang dalam berbagai wadah perhimpunan.
Pemilik Dose Hudaya Production ini dipercaya menjadi ketua Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Jabar, Paguyuban Seniman Rekaman Tatar Sunda (Panaratas), dan Komunitas Pecinta TVRI Jabar. Ini tentu saja bukan hal mudah bagi Dose.
Namun, seolah memiliki magnet kuat. Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara, konsultan hukum, pencipta lagu dan produser ini bisa dengan mudah merangkul para musisi Bandung dan Jawa Barat untuk berkumpul bersama dalam wadah perkumpulan. Ada banyak kegiatan yang dilakukan sebagai ajang silaturahmi.
"Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan untuk menjadi ketua PAPPRI Jabar, Panaratas, dan Komunitas Pecinta TVRI Jabar. Mudah-mudahan saya mampu mengemban amanah itu," ujar suami dari Wina DH itu kepada Merdeka Bandung, kemarin.
Dengan gayanya yang santai, ia berusaha menjalin keakraban dengan siapa saja dan tak pernah membatasi diri. Tak heran jika banyak musisi yang menjadi rekan kerja, teman, bahkan sahabat dari Dose Hudaya.
Dose berharap, dengan amanat yang diembannya ini bisa mempersatukan musisi Jawa Barat untuk lebih kompak lagi. Bicara soal persaingan dijagad hiburan, hal tersebut tentu sangat lumrah. Namun, bersaing dalam hal positif tentu sangat baik. Sebut saja perihal karya hingga memicu untuk berkarya lebih baik lagi.
Sementara itu, perjalanan Dose Hudaya di dunia musik, persisnya di industri rekaman musik sudah sampai di angka 31 tahun. Tahun 1986 ia mulai menciptakan lagu dan merintis jalan di dunia rekaman.
"Kemudian tahun 1988 saya memproduksi album kompilasi Pop Indonesia. Penyanyinya antara lain Broery Pesolima, Emilia Contessa, dan Yopie Latul. Itulah album perdana produksi DH Production," terangnya.
Sejak itu kiprah Dose terus berlanjut, dan sejak awal 90-an juga melebarkan sayap ke jalur rekaman Pop Sunda. Sejak 2009 eksistensi DHP kancah Pop Sunda kian mantap. Album Kompilasi Pop Sunda 'Bentang-Bentang' Volume I, II, dan III, sukses di pasaran.
Sederet bintang Pop Sunda dan bintang genre lain berskala nasional hadir di album kompilasi tersebut, seperti mendiang Darso, Evie Tamala, Nining Meida, Rita Tila, Sule dll. Bahkan grup Debu pun sempat hadir 'Bentang-Bentang' Volume III.
Belakangan ini, lagu-lagu karya cipta Dose berkibar lewat grup band papan atas, seperti Repvblik, Hijau Daun, dan Angkasa. Bintang Pop Indonesia Doel Sumbang pun tahun 2016 merilis single karya Dose yang bertajuk 'Jangan Hakimi Hatiku'.
Tag Terkait
Nuning, Dosen FSRD ITB Mengajak Lebih Paham Soal Mitos Dan Mitologi Indonesia
Berkat Ketekunan, Utami Sukses Geluti bisnis EO Sejak Tahun 2000
Natasha Youtuber Cilik Terkenal Karena Review Mainan Squishy dan Slime
Bedak bayi jadi barang wajib bagi Abex saat mendaki gunung
David sebagai office boy ini berhasil mencuri perhatian khususnya kaum hawa
Kelly Purwanto akui tato merupakan seni merajah tubuh supaya indah
Jurnalis Merdeka.com juara dua karya jurnalistik yang digelar Pemkot Bandung
Khoiruddin, doktor tercepat dari ITB dengan 36 publikasi scopus
Mengenal sosok Yan Yan Sunarya, 'Doktor Batik Sunda' pertama di dunia dari ITB
Kecewa aspirasi viking tak terwujud, Heru Joko 'nyaleg' dari Partai Nasdem