Ulang tahun ke-9, Majelis Sastra Bandung gelar diskusi akhir bulan ini

Oleh Mohammad Taufik pada 02 Januari 2018, 14:34 WIB

Bandung.merdeka.com - Majelis Sastra Bandung (MSB) merupakan komunitas sastra nirlaba. Didirikan pada 25 Januari 2009 oleh penggiat sastra seperti Dedy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia dan Yusef Muldiyana.

Dalam ulang tahun ke sembilan MSB kembali menggelar acara. Jika tahun-tahun sebelumnya ada pentas dangdut, wayang, longser dan lain-lain, kali ini MSB menggelar acara diskusi besar soal 'Keberadaan Komunitas Sastra' yang ada di Jawa Barat.

Acara ini akan digelar Minggu (21/1) mendatang pukul 12 siang sampai selesai di Studio Jeihan Jalan Padasuka 145 Bandung. Akan hadir sebagai pembicara antara lain Juniarso Ridwan, Ahda Imran da Heri Maja Kelana.

Dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, selain itu ada penampilan musik Adew Habtsa, pembacaan puisi Dedy Koral dan performance art Mohamad Chandra Irfan dan Komen Radenroro.

Dalam diskusi ini akan 'diguar' bagaimana kehidupan sastra yang ada di Jawa Barat yang hidup tanpa bantuan pemerintah. Bandung, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cianjur , Sukabumi, serta komunitas sastra di kampus-kampus.

Akan diumumkan juga siapa pemenang lomba menulis esai yang digelar beberapa waktu lalu, berhadiah empat juta rupiah, dengan tema 'Hubungan Komunitas Sastra dengan pemerintah' untuk umum warga negara Indonesia. Lomba dimulai 1 Oktober dan berakhir 25 November 2017.

Tema ini diangkat lantaran selama ini kehidupan sastra terasa diabaikan oleh pemerintah. Kalau ada acara-acara tertentu paling hanya sebagai sisipan dalam rangkaian acara. Padahal, kehidupan sebuah kota, provinsi atau negara, sastra memegang peranan penting sejak zaman pra-penjajahan hingga kini.

MSB sebagai komunitas sastra yang berkegiatan di Bandung mencoba mendobrak hal ini dengan prinsip udunan untuk setiap acara. Aktivitas rutinnya ialah 'Pengajian Sastra' dengan cita-cita menggali kembali gairah para penyair muda, menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang pernah hidup beberapa waktu lalu.

Pengajian Sastra berlangsung rutin, sebulan sekali dan pada Desember 2017 ini sudah pengajian sastra ke 90. Berisi diskusi sastra dengan tema beragam, mulai mengkaji ilmu dan pengetahuan tentang sastra yang di dalamnya meliputi puisi, novel, cerpen, teater, flm, musik dll.

Beberapa penyair 'menghidupkan' majelis ini mulai dari Acep Zamzam noer, Afrizal Malna, Binhad Nurohmat, Ahmad Subbanudin Alwi, Hawe Setiawan, Soni Farid Maulana, Syafrina Noorman, Imam Abda, Ahda Imran, Irfan Hidayatullah, Eriyanti Nurmala Dewi, Nenden Lilis Aisyah, Septiawan Santana, Faisal Syahreza, Ahmad Faisal Imran, Yopi Setia Umbara, Herri Maja Kelana, Anwar Kholid, Zulfa Nasrullah, dan sejumlah sastrawan nasional lainnya.

Tag Terkait