Mengenal alam bumi Priangan lewat lukisan

Oleh Mohammad Taufik pada 04 Desember 2015, 13:54 WIB

Bandung.merdeka.com - Salah satu pelukis yang sering menyajikan keindahan alam Priangan adalah Yus Rusamsi. Melalui sapuan kuasnya yang apik, sejumlah tempat eksotis di Jawa Barat dipindahkan ke atas kanvas. Karya-karya seniman lukis dan juga penulis cerpen Sunda ini kini mengisi ruang pameran di Yayasan Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan, Bandung.

Di Gedung YPK tersebut Yus Rusamsi berpameran dengan pelukis kawakan lainnya, Nana Banna. Pameran lukis ini berlangsung hingga 10 Oktober 2015 mendatang. Karya yang ada di YPK mayoritas menyajikan pemandangan alam dan kehidupan di Jawa Barat.

Sebut saja lukisan Pemetik Teh yang menampilkan empat perempuan dengan kebaya warna-warni tengah memetik teh di sebuah perkebunan. Lukisan ini tampak cerah dan natural dengan background pegunungan hijau dan pepohonan tinggi menjulang.

Yus juga menyajikan sebuah tempat dengan nama-nama lokal seperti Pasir Kuda, yakni lukisan sebuah bukit didominasi warna hijau dan bebatuan putih. Di lereng bukit itu terdapat dua kuda putih sedang memamah rumput, lalu asap mengepul dari sebuah rumah satu-satunya di lereng dengan latar pepohonan seperti berbaris di sisi sawah.

Lukisan lainnya berjudul Telaga Warna, Menuju Gunung Halu, Situ Cangkuang. Ia juga melukis pohon khas Jawa Barat seperti pohon aren dan pohon randu. Di antara lukisan itu ia menunjukkan sungai, bunga, kerbau yang dilukis dengan cat minyak.

Sementara Nana Banna menyajikan karya-karya realisnya tentang budaya dan kehidupan keseharian masyarakat desa. Misalnya pada lukisan Kebaya Hitam Manis ia menampilkan seorang gadis dengan kebaya, cahaya lampu seperti menyorot sebagian tubuhnya, sedangkan di sisi lain tubuhnya tampak gelap. Lukisan ini tampak hitam putih meski berwarna.

Perempuan juga banyak menjadi model pelukis kelahiran Bandung 1942 itu, misalnya lukisan Biola Merah yang menampilkan gadis bermain biola, pada lukisan Wajah Penari, Cinta Putih dan Dalam Pelukan Bunda.

Selain itu, pelukis yang berguru kepada seniman Popo Iskandar ini juga memotret kehidupan alam desa lewat lukisan Jagoan Kelereng dan Seruling Sendu.

Pengelola YPK Lenny Muliawati mengatakan, pameran Yus Rusamsi dan Nana Banna tersebut semacam nostalgia mereka yang sudah lama tidak menggelar pameran di YPK. Bagi Yus, kata dia, pameran tersebut menjadi yang pertama sejak ia memutuskan berhenti melukis mengingat usianya sudah sepuh dan penglihatannya sudah terganggu.

"Jadi karyanya tidak ada yang baru, semua adalah karya lawas, paling baru mungkin yang beliau lukis sebelum 2013 sebelum memutuskan berhenti melukis," terang Lenny, Kamis (8/10).

Sedangkan Nana Banna hingga kini masih melukis. Sebelumnya mereka juga menggelar pameran di Jakarta.

Tag Terkait