Nurul Arifin sesalkan adanya kasus dugaan politik uang di Pilwalkot Bandung
Bandung.merdeka.com - Calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin mengaku menyesalkan dengan adanya kasus dugaan politik uang (money politic) terkait Pilkada serentak yang digelar di Kota Bandung.
Sebelumnya, Asep Budiana (49), Ketua RT 12 RW 07 Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler melaporkan adanya kegiatan bagi-bagi uang kepada warganya berkaitan dengan Pilkada. Dalam kegiatan tersebut, warga diberi amplop berisi uang sebesar Rp 30 ribu. Dalam amplop tersebut juga ada gambar kertas suara pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung nomor urut 2 Yossi Irianto dan Aries Supriatna serta paslon Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar nomor urut 2, TB Hasanudin dan Anton Charliyan.
Adanya kasus ini, tim hukum pasangan Nurul-Ruli pun melaporkan adanya dugaan politik uang kepada Panwaslu Kota Bandung. Menurut Nurul, hal sebagai bentuk kepedulian pasangan Nurul-Ruli untuk menciptakan pilkada yang bersih.
"Itulah bentuk concern kami, kepedulian kami. Karena kami tidak ingin pilkada yang seharusnya bisa berjalan dengan integritas dari setiap pasangan, kemudian integritas dari pemilihnya secara keseluruhan integritas dari penyelenggara dan aparat di dalamnya," ujar Nurul.
Menurut dia, semua pihak tentunya menginginkan kampanye pilwalkot bisa berjalan dengan bersih cerdas dan objektif. Menurut dia, pemilihan wali kota seharusnya menjadi ajang untuk mencerdaskan seluruh warga untuk bersama-sama membangun kota.
"Jadi tidak ada intimidasi, money politik, semua berkewajiban untuk memberikan pendidikan politik yang baik bagi warganya,"ungkapnya.
Tentang siapa yang melakukan politik uang tersebut, Nurul menyerahkannya kewenangannya kepada panwas dan polisi.
"Kita percaya bahwa dua lembaga tersebut akan bertindak secara profesional," katanya.
Â