Konjen RI di Shanghai tawarkan kerja sama dengan Kota Bandung

Oleh Farah Fuadona pada 26 Januari 2017, 16:45 WIB

Bandung.merdeka.com - Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan tahun 1955 menjadi magnet Kota Bandung sehingga menarik investor luar negeri untuk menanamkan modalnya di kota ini. Peristiwa tersebut salah satunya menjadi alasan Pemerintah Kota Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok, untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung.

Hal tersebut diungkapkan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Shanghai, Siti N. Mauludiah saat melakukan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Balai Kota Bandung, Kamis (26/1).

Siti mengaku telah menawarkan beberapa kota di Indonesia untuk dijadikan mitra dengan Hangzhou. "Tapi lalu mereka memilih Bandung, salah satunya karena Bandung menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika," ujarnya dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.

Hangzhou adalah kota terbesar di Provinsi Zhejiang yang memiliki karakteristik hampir serupa dengan Bandung. Pemerintahannya sama-sama mengusung konsep smart city. Di kota ini, teknologi telah menjelma menjadi kebutuhan sehari-hari, salah satunya dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Contohnya membayar secara tunai bukan lagi budaya di Hangzhou. Masyarakat di sana hampir semuanya telah meninggalkan metode transaksi itu, berganti dengan pembayaran melalui ponsel pintar. Hampir setiap toko pun telah memiliki sistem daring sendiri.

"Sudah jarang sekali ada yang pakai tunai. Sebentar lagi Imlek, pasti banyak yang memberi angpau dengan transfer melalui ponsel," katanya.

Terlebih lagi Alibaba, e-commerce terbesar di dunia cukup mendominasi di Hangzhou. Perusahaan teknologi Huawei juga menempatkan kantor riset dan pengembangannya di sana. "Maka pasar online di sana sangat kuat. Kalau kita tidak ikutan, bisa jadi ketinggalan," kata Siti.

Jika memungkinkan, Siti ingin Bandung bekerja sama dalam bidang ekonomi. Ia ingin membawa produk-produk Indonesia untuk dijual di sana, terutama produk makanan dan buah-buahan. "Jumlah penduduk di sana sangat banyak dan bisa menjadi pasar yang sangat potensial," katanya.

Selain itu, kerja sama di bidang pendidikan pun akan dijajaki. Siti akan menjalin komunikasi dengan beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia.

"Mungkin bentuknya bisa pertukaran pelajar atau kerja sama riset. Mereka banyak menyediakan beasiswa," kata Siti.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial menyambut baik tawaran kerja sama tersebut. Menurutnya hal itu bisa meningkatkan pengembangan kerja sama pemerintah kota dengan pemerintah di luar negeri.

"Saya dan Pak Wali Kota ingin kerja sama Kota Bandung ini tidak hanya lokal dan regional, tapi juga internasional. Maka kami akan tindak lanjuti pertemuan ini," kata Oded.

Oded memandang ada banyak hal yang bisa dikerja samakan. Tidak hanya ekonomi, bisnis, dan pendidikan saja tetapi juga sosial budaya dan pariwisata. Oleh karena itu, ia setuju bahwa kerja sama sister city akan menjadi peluang yang baik.

Pemerintah Kota Bandung menawarkan untuk membuka Little Bandung Store di Hangzhou, sebagaimana yang telah dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal tersebut untuk memfasilitasi produk-produk Bandung yang akan mengembangkan pasar di luar negeri.

Tag Terkait