Awas ada gerakan 'rampok' plastik di Hari Peringatan KAA
Bandung.merdeka.com - Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun ini akan diwarnai dengan gerakan rampok kantong plastik. Gerakan ini bukan kriminal tetapi sebagai gerakan edukasi mengurangi sampah kantong plastik yang digagas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.
Koordinator Daerah Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Adisa Soedarso, mengatakan pihaknya mengisi rangkaian Peringatakan KAA yang ke-61 mulai 21-24 April 2016.
Di salah satu sesi, ada program Rampok Kantong Plastik yang menempati beberapa titik di kawasan Jalan Asia Afrika, Bandung, antara lain Jalan Cikapundung Timur yang kini menjadi Jalan Sukarno dan Alun-alun Bandung.
âRampok Plastik adalah menukar kantong plastik yang dibawa warga dengan tas kain. Misalnya ada ibu-ibu yang membawa barang dibungkus kantong plastik, kita dekati untuk tukarkan plastiknya dengan tas berbahan kain,â terang Adisa, kepada Merdeka Bandung.
Rencananya, setiap warga yang âdirampokâ kantong plastiknya akan diberi edukasi bahwa tas kantong dari kain lebih ramah lingkungan daripada tas kantong plastik. âBahwa tas belanja dari kain bisa dipakai berkali-kali hingga ribuan kali,â terangnya.
Dengan kata lain, gerakan Rampok Kantong Plastik mengajak masyarakat untuk mengurangi pemakaian kantong plastik. Diharapkan pandangan masyarakat juga berubah dalam melihat kantong plastik, kemudian prilakunya berubah pula terhadap penggunaan plastik.
Adisa menjelaskan, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sudah lama bekerja sama dengan Museum Konferensi Asia Afrika. Untuk kerja sama kali ini berbeda, gerakannya lebih lama.
Selain akan menjalankan program Rampok Kantong Plastik, juga akan digelar diskusi dan pameran foto tentang bahaya kantong plastik bagi lingkungan.
Program Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik di Peringatan KAA, lanjut dia, diharapkan membuat isu sampah plastik menjadi internasional. Terlebih Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar kedua di kawasan Asia setelah China. Â
Selain itu, sambung dia, program tersebut juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Bandung tentang kantong plastik berbayar. Diharapkan ke depan kebijakan ini bukan hanya berlaku di Kota Bandung, tetapi menjadi kebijakan nasional.