4 Jalur alternatif Bandung-Lembang dan keistimewaannya

user
Muhammad Hasits 02 Desember 2015, 19:04 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Liburan ke Bandung mungkin kurang cihuy jika tidak mampir ke Lembang. Masalahnya, jalur Bandung-Lembang kerap dilanda kemacetan terutama saat weekend. Tapi jangan khawatir, ada beberapa jalur alternatif dari Bandung menuju Lembang yang bisa diandalkan.

Cuma syarat menempuh jalur alternatif tersebut cukup berat, yakni perlu kendaraan prima dan sopir yang ahli mengingat kondisi jalur cukup ekstrem. Nah jika dua syarat tersebut terpenuhi, pengendara akan menemukan sejumlah keistimewaan di sepanjang jalur tersebut. Berikut empat jalur alternatif Bandung-Lembang dan sejumlah keistimewaannya:

Pertama, lewat Jalan Sersan Bajuri-Lembang. Jalan ini bersimpangan dengan Jalan Setiabudi seberang Terminal Ledeng, tepatnya sebelah kiri jalan dari arah Bandung. Saat ini kondisi Jalan Sersan Bajuri cukup bagus dengan aspal yang rata. Untuk menuju Lembang tinggal lurus saja mengikuti jalan, melewati Kampung Gajah.

Begitu sampai di depan perumahan arah Sapulidi, tinggal masuk ke gerbang perumahan yang nantinya akan keluar di Jalan Kolonel Masturi menuju Lembang. Biasanya di depan perumahan itu ada petunjuk jalan, jika lurus akan melewati Cisarua hingga ke Kampung Daun, jika belok kiri akan keluar di Jalan Kolonel Masturi yang nantinya akan melewati Parongpong, rumah makan Alam Sejuk, dan keluar di Pertigaan Beatrix-Jalan Raya Lembang. Sampai deh di Lembang.

Kedua, lewat Jalan Ciumbuleuit-Lembang. Jalur ini masuknya bisa melalui Jalan Siliwangi dan Jalan Cihampelas. Begitu memasuki Jalan Ciumbuleuit, lurus saja sampai melewati RS Ciumbuleuit (TNI AU), tak jauh dari rumah sakit ada jalan bercabang yang sama-sama menuju Punclut. Di jalur ini ada beberapa tanjakan atau turunan cukup eksrem, salah satu tanjakan terpanjang adalah Tanjakan Naga. Disebut Tanjakan Naga karena panjang.

Setelah melewati tanjakan tersebut Lembang sudah dekat, tinggal melewati Sesko AU kemudian masuk Jalan Cijeruk, Lembang. Masalahnya di Jalan Cijeruk sering macet terutama saat weekend, karena jalan yang sempit.

Ketiga, jalur Punclut via Dago. Pintu masuk jalur ini melalui sebuah jalan menurun yang berada di seberang Terminal Dago, di sebelah kiri dari arah Bandung. Jalan menurun itu akan melewati Paerumahan Grand Citra yang nantinya keluar di Puncrut. Kondisi jalan di sini cukup bagus karena baru diaspal. Jalur ini juga akan melewati Tanjakan Naga yang kemiringannya sekitar 35 derajat. Setelah itu akhirnya keluar di Jalan Cijeruk-Lembang.

Untuk diketahui, Jalur Puncrut bisa juga menjadi alternatif dari Lembang menuju Dago, yakni selepas Jalan Naga di kiri jalan ada Perumahan Grand Citra yang cirinya ada patung kuda. Dari situ bisa tembus ke depan Terminal Dago.

Keempat jalur Dago Giri. Jalur ini berada di Jalan Dago, tepatnya setelah pertigaan Dago-Puncrut. Jika ingin menempuh jalur ini, tinggal lurus saja melewati pertigaan Dago-Puncrut, tak jauh dari situ ada pertigaan lagi lalu ambil jalan kiri yang menurun. Jalur ini akan melewati Dago Giri, Galeri Lawang Wangi yang nantinya keluar di Cikidang-Maribaya, Lembang.

Menurut Usamah Kustiawan, warga Lembang yang sering bolak-balik ke Bandung, semua jalur alternatif tersebut memiliki kontur cukup ekstrem, jalannya menanjak dan menurun, terlebih jika hujan kondisi jalan lebih ekstrem lagi. Maka perlu sopir ahli dan kendaraan prima.

Jika sopirnya ahli dan kendaraan prima, ya enak pakai jalur alternatif, lebih dekat kalau mau ke Lembang, kata Usamah kepada Merdeka Bandung, Jumat (9/10).

Kalau ragu-ragu sih mending jangan maksakan, pakai jalur biasa saja yang Jalan Setiabudi-Lembang, tambahnya.

Dia menambahkan, meski sama-sama ekstrem, keempat jalur tersebut memiliki sejumlah keistimewaan. Misalnya di Jalan Sersan Bajuri-Lembang terdapat sejumlah kawasan wisata. Di sini juga akan melewati pasar bunga dan tanaman buah harganya murah. Jadi bisa sekalian belanja bunga, beragam sekali tanaman bunga dan buahnya di sana, terangnya.

Sedangkan Jalur Puncrut adalah daerah yang dikenal sebagai pusat kuliner khas Bandung dengan pemandangan alam yang asri. Di sana ada banyak warung-warung kuliner tradisional menyajikan makanan secara lesehan. Menunya meliputi berbagai macam pepes, nasi timbel, ayam goreng, berbagai masakan ikan, dan lain-lain. Di sana bisa makan lesehan, katanya.

Lalu di jalur Dago Giri ada rumah makan jeruk yang bisa dipetik sendiri. Jalur ini juga melewati kebun sayur-sayuran.

Kredit

Bagikan