Belajar dari anak muda Bandung buka sekolah di taman kota

user
Muhammad Hasits 02 Desember 2015, 12:27 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Mendengar kata sekolah selalu diidentikkan dengan seragam, bangku, meja dan ruang kelas. Namun itu semua tak berlaku di sekolah taman, sebuah sekolah digagas oleh Komunitas Taman Kota. Jangan bayangkan sekolah pada umumnya, karena di sekolah ini tidak ada seragam, bangku, ataupun ruang kelas, sebab semua aktivitasnya dilakukan di taman.

Dengan beralaskan tikar dan beratapkan langit anak anak begitu asyik melakukan kegiatannya masing-masing di bawah pohon rindang. Mulai dari menulis, membaca, dan menggambar. Semua kegiatan dilakukan jauh dari kesan formal.

Komunitas Taman Kota (KTK) mulai menggagas kegiatan sekolah taman sejak 2008 lalu. Tercetusnya ide untuk melakukan kegiatan sekolah taman berawal dari sekumpulan anak muda yang sering menjadikan taman sebagai tempat berkumpul. Keberadaan taman yang masih memiliki image negatif saat itu, membuat mereka berpikir bagaimana caranya mengubah perspektif negatif tersebut.

"Dari situ kita berpikir bahwa salah satu solusinya, ya harus ada kegiatan. Biar ada semacam alasan untuk orang datang ke taman. Hingga pada 2008, kita membuat kegiatan bernama sekolah taman," ujar Adjo Akasia, salah satu penggagas Komunitas Taman Kota.

Uniknya, di sekolah taman ini tidak mengenal siswa dan guru. Para relawan hanya bertugas membimbing anak-anak saat melakukan kegiatan yang mereka sukai. Sehingga mereka semua berbaur menjadi satu.

"Mau baca sambil tiduran, menggambar, semua terserah anak-anaknya. Para relawan hanya memposisikan sebagai kakak saja. Anak-anak kita dekati sambil diajak ngobrol. Sambil jalan-jalan, sehingga jauh dari kesan formal," kata pria berambut gimbal ini.

Dengan cara seperti terbukti lebih efektif karena akan merangsang kreativitas anak. Selain itu juga untuk melatih keberanian anak.

"Jadi waktu belajar, anak-anak boleh komplain sama kita. Misalnya di antara kita ada yang ngerokok, nah anak-anak kadang protes, 'Om ga boleh ngerokok di sini'. Nah di situ juga ada sisi pembelajarannya. Itu kan juga untuk menumbuhkan keberanian si anak," ucapnya.

Beberapa relawan yang memiliki tato justru tidak membuat anak-anak menjadi takut. Malah menjadi sebuah pembelajaran untuk membiasakan diri dalam sebuah perbedaan.

"Jadi kita enggak perlu mengajarkan bahwa orang bertato itu enggak jahat loh. Biar anak sendiri yang merasakan. Bahwa orang bertato tidak identik dengan ancaman," katanya.

Hingga saat ini, kegiatan sekolah taman mendapat antusiasme luar biasa dari masyarakat. Banyak orangtua mengajak anak-anaknya ke sekolah. Dalam setiap kegiatan jumlah anak-anak datang ke sekolah taman tidak pernah sepi. "Ya minimal 10 atau kadang 20 anak-anak yang datang. Bahkan minggu kemarin sampai 60 orang," katanya.

Kegiatan sekolah taman awalnya dilakukan dua pekan sekali. Namun kini kegiatan menjadi satu bulan sekali. Lokasinya berada di sejumlah taman-taman di Kota Bandung. Sebut saja Taman Maluku, Taman Cibeunying, Taman Lansia, Taman Cempaka, menjadi langganan tempat untuk sekolah taman.

Sebagai media komunikasi dengan masyarakat, keberadaan media sosial menjadi sangat membantu untuk menyebarkan informasi kegiatan komunitas taman kota. Setiap mereka akan berkegiatan selalu diposting di akun Facebook mereka. Jika Anda penasaran dengan kegiatan sekolah taman, cek akun Facebook mereka "Komunitas Taman Kota". Selamat bermain ke taman.

Kredit

Bagikan