Indigo Creative Nation Bath 2 Kucurkan Dana Rp2 Miliar Untuk Startup Terpilih

user
Endang Saputra 02 November 2020, 12:52 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pendaftaran program Indigo Creative Nation Bath 2 Tahun 2020 sudah dibuka sejak 1 Oktober lalu hingga 13 November mendatang. Program inkubator dan akselerator startup pertama milik BUMN di Indonesia ini akan memberikan pendanaan bernilai fantastis untuk para Startup.

Program yang hadir sejak tahun 2013 lalu itu menawarkan beberapa fasilitas bagi startup yang diinkubasi, antara lain pendanaan hingga Rp2 miliar. Juga, mentoring dari para ahli dan peluang akses pasar kepada pelanggan Telkom Group baik pelanggan Indihome, Telkomsel, maupun pelanggan korporasi serta UMKM.

Direktur Digital Business PT Telkom, Fajrin Rasyid mengatakan, program Batch 2 tersebut mengkhususkan enam kategori startup yang bisa berpartisipasi mendaftar yakni agrikultur, pendidikan, keuangan, kesehatan, logistik, serta travel dan turisme.

Lebih lanjut ia menyoroti mengenai startup lokal yang harus menerapkan tiga pendekatan bisnis, tiga pola pikir mendasar, serta berfokus ke pelanggan. Penerapan strategi tersebut akan mendorong startup lokal menjadi pemenang di negeri sendiri.

"Tiga pendekatan bisnis tersebut adalah diferensiasi atau fokus konten lokal, integrasi offline dan online, serta sinergi dengan perusahaan lokal. Ini penting karena nilai ekonomi digital Indonesia tahun 2019 sudah mencapai 40 miliar dollar dan akan menjadi 133 miliar dollar di tahun 2025," jelas Fajrin dari berita tertulis diterima Merdeka Bandung, Senin (2/11).

Kata Fajrin, startup lokal bisa menghadirkan strategi konten lokal eksklusif. Misalnya film atau seri lokal, jenis musik lokal, animasi, permainan bercita rasa lokal, dan semacamnya.

"Memang OTT asing pun menghadirkan konten lokal. Namun, mestinya OTT lokal dapat membangun pengetahuan, kerjasama, dan kapabilitas sehingga mampu menghadirkan konten lokal ini dengan lebih baik," papar dia.

Selain itu, strategi integrasi offline online menjadi potensi besar karena startup luar belum tentu bisa menghadirkan presensi secara luring secara kontinyu, sehingga peluang ini bisa dioptimalkan sekaligus menjadi pembeda.

Sementara strategi sinergi dengan sesama perusahaan lokal diarahkan ke yang memiliki ukuran besar. Baik dari sisi jumlah pelanggan, penetrasi pasar, infrastruktur, dan lainnya namun belum memiliki penetrasi digital yang kuat.

"Dalam hal ini, startup lokal dapat menjadi mitra digital bagi perusahaan lokal tersebut. Hal ini tentu saja perlu dipersiapkan dengan matang sehingga menghasilkan kerja sama yang bersifat win-win," tutupnya.

Kredit

Bagikan