Keseruan Ridwan Kamil saat mengikuti lomba makan kerupuk

user
Farah Fuadona 17 Agustus 2017, 14:15 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Beragam cara dilakukan untuk merayakan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI. Selain menggelar upacara, juga diisi dengan beragam perlombaan untuk memeriahkan acara 17 Agustusan.

Usai melaksanakan upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-72 di Balai Kota Bandung, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyapa warga Cibadak. Bersama  jajaran Kepala Dinas Pemkot Bandung dan aparat kewilayahah, pria yang akrab disapa Emil ini kompak mengikuti lomba yang digelar di Jalan Cibadak, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanan Anyar.

Emil yang tampil casual, mengenakan jeans coklat dan kaus berwarna biru yang dipadukan dengan rompi berwarna hitam lengkap dengan topi fedora disambut dengan atraksi barongsai. Setelah melepas rombongan karnaval warga, Emil kemudian mengikuti perlombaan makan kerupuk yang digelar warga.

Dalam lomba makan kerupuk tersebut, Emil tampil berpasangan dengan sang istri, Atalia Praratya. Tampak sejumlah aparat kewilayahan  turut menjadi peserta lomba bersama orang nomor satu di kota Bandung tersebut.

Begitu aba-aba dibunyikan, Emil bersama Atalia langsung berusaha menyantap kerupuk yang digantung diatas seutas tali. Sorak-sorai warga tak henti-hentinya menyemangati Emil yang mengikuti perlombaan. Sesekali tawa dari warga pecah, saat Emil berupaya menggapai kerupuk yang digantung, namun lagi-lagi gagal. Lurah Cibadak yang juga menjadi peserta lomba tak mau kalah. Bersama pasangannya, dia berupaya menghabiskan kerupuk.

Sekitar 10 menit, akhirnya perlombaan usai. Lurah Cibadak akhirnya keluar sebagai pemenang. Sementara Emil beserta istri keluar sebagai juara kedua.

Ditemui seusai acara, Emil mengatakan jika dirinya sengaja mendatangi warga sebagai bagian dari tradisi acara 17 Agutusan. Setiap tahun dirinya mendatangi lokasi yang berbeda, dan pada tahun ini dirinya mendatangi wilayah Cibadak.

"Itu jadi ciri khas Bandung, tempat ini dipilih karena Saya muter tiap tahun. Tahun kemarin di Tamansari, sebelumnya Babakan Ciparay, sekarang di Astana Anyar," ujar Emil.

Terlebih lagi kata Emil,  wilayah Cibadak terbilang unik, karena ada percampuran budaya antara budaya lokal dengan budaya Tionghoa.

"Ini menunjukkan semangat keberagaman makanya tadi ada barongsai juga. Terus tadi ada lomba kerupuk berpasangan biar ada romantismenya bukan makan kerupuk nya tapi yang penting dengan siapa makan kerupuknya," ungkapnya.

Kredit

Bagikan