Trou rilis single 'Home' yang bercerita perihal kenyamanan rumah

user
Mohammad Taufik 12 Oktober 2016, 15:03 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Band indie-rock asal Bandung, Trou, merilis single berjudul 'Home'. Ceritanya memang tentang rumah. Sebuah tempat berasal dan akan selalu menyimpan kerinduan saat tak menyapanya. Lirik ini ditulis oleh Hariz Lasa (vokal dan gitar) berdasarkan atas pengalamannya merantau dari Cirebon untuk menuntut ilmu di Kota Bandung.

Selama bertahun-tahun merantau, tersimpan perasaan akan rindu terhadap rumah atau sosok-sosok di sana yang selalu menyimpan kehangatan dan kenyamanan. Kerinduan itu menjadi inspirasinya menulis 'Home'.

"Intinya bercerita tentang rumah yang tidak harus tentang sebuah tempat, bisa jadi seseorang atau sesuatu. Karena memang tidak ada tempat lain yang lebih nyaman selain rumah, tempat berkeluh kesah, tempat yang menerima apa adanya," ujar Hariz dari rilis yang diterima Merdeka Bandung.

Metafora yang tak hanya soal tempat, tapi lebih pada perasaan yang kerap muncul ketika merasa nyaman. Ide awal lagu 'Home' datang dari Hariz Lasa. Tak perlu waktu lama, Home kemudian menjadi sebuah lagu pop yang muram. Proses penggarapan lagu ini sekitar dua bulan.

Mulai dari berbagi ide hingga proses penggarapan aransemen dilakukan secara marathon di studio-studio latihan mereka. Mereka memilih dua studio berbeda untuk penggarapan single ini yaitu Studio Reds untuk merekam instrumen dan Studio Aru di bagian vokal.

Produser untuk single mereka percayakan pada sosok musisi senior yang sudah tidak asing lagi, Riko Prayitno. Riko dikenal sebagai gitaris Mocca dan bassis di The Triangle.

Nuansa musik band yang digawangi oleh Hariz Lasa (vokal dan gitar), Elmo Rinaldy (gitar), Moch, Ifsan (bass) dan Harry 'Koi' Pangabdian (drum) ini cenderung pada penekanan indie-rock yang muram dan mungkin cukup pantas dibandingkan dengan warna musik The Triangle yang tidak jauh berbeda. Single ini juga dibantu oleh Dhea Febrina (vokalis Littlelutte) sebagai vokalis latar.

"Pada awalnya kami, terutama saya, sering melakukan sharing ide dengan Riko, dan Riko memberikan ide-ide aransemen dan warna musik yang dirasa tepat dengan karakter Trou. Sebenarnya, Riko sendiri menolak disebut sebagai produser," ujar hariz menjelaskan tentang peran Riko dalam musik Trou.

Soal kenapa memilih Riko, lanjutnya, mungkin didasari dari kedekatan masing-masing personel Trou dengan Riko. Berawal di Beat n Bite (sebuah kafe tempat sering diadakannya jamming), sehingga membentuk kenyamanan untuk masing-masing pihak, dan juga Riko yang melihat tumbuhnya masing-masing personel Trou.

Kredit

Bagikan